Jakarta, CNN Indonesia -- Jaksa Agung
Mohammad Prasetyo mengatakan pihaknya masih memilah calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (
capim KPK) yang berasal dari Kejaksaan Republik Indonesia. Termasuk, dari kalangan yang sudah pensiun.
"Justru makanya kita mensortir dulu, nanti akan kita buat tracking," kata Prasetyo di Badan Diklat Kejaksaan Republik Indonesia, Jakarta, Senin (17/6).
Prasetyo mengatakan penelusuran jejak ini berlaku bagi jaksa yang masih aktif berdinas maupun yang sudah purnatugas. Bagi yang sudah pensiun, pihaknya akan mengamati berdasarkan kinerjanya pada saat masih aktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mereka yang sudah purna tentu kita akan kita amati bagaimana pada saat masih aktif mengerjakan tugas-tugasnya. Apalagi yang masih aktif akan lebih mudah bagi kita untuk memantau Melihat dan tentunya mencermati
track record yang bersangkutan ditiap tugas dan penugasan," jelasnya.
Kemudian, Prasetyo mengatakan KPK, Kejaksaan dan Polri harus saling bergandengan tangan. Hal ini karena KPK butuh dukungan dari kejaksaan dan Polri.
"Makanya ketiganya saling bergandengan tangan, untuk mencegah dan memberantas korupsi yang menjadi musuh bersama bangsa kita," ujar Prasetyo.
Lebih lanjut, Prasetyo menyebut kriteria-kriteria yang harus dimiliki capim KPK diantaranya yaitu integritas, kepribadian, pengalaman, wawasan yang luas.
"Termasuk ketegasan dan keberanian untuk menata internal mereka sendiri," ujarnya.
Diketahui, Prasetyo sudah memiliki beberapa nama yang akan direkomendasikan mendaftar calon komisioner KPK periode tahun 2019-2023.
"Ada beberapa nama tapi saya belum sampaikan sekarang. Nanti pelan-pelan kita cari figur yang memang layak. Yang pasti kita akan kirimkan," kata Prasetyo, Jumat (14/6).
Sebelumnya, Panitia Seleksi (Pansel) KPK berkubjung ke Kejaksaan pada Rabu (12/6). Kunjungan ini untuk memberikan pemaparan menjelang pembukaan pendaftaran calon komisioner KPK pada 17 Juni 2019 dan akan ditutup pada 4 Juli 2019.
[Gambas:Video CNN] (sas/arh)