Jakarta, CNN Indonesia --
Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta penceramah
Rahmat Baequni mempertanggungjawabkan pernyataannya tentang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal akibat diracun. Hal itu disebut sebagai hoaks dengan bungkus agama.
Sebelumnya dalam video yang viral di media sosial, Baequni menyampaikan bahwa ada kandungan racun dalam tubuh ratusan anggota KPPS yang meninggal. Racun itu, katanya, membuat petugas meninggal dalam waktu satu atau dua hari.
Baequni menyebut bahwa racun itu diberikan agar anggota KPPS tidak dapat memberikan kesaksian tentang apa yang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bilang KPPS diracun untuk bungkam saksi kecurangan? Orang ini menyebar
hoax dengan bungkus ceramah agama," cetus Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi, dalam akun Twitter-nya, Rabu (19/6).
Menurutnya, alasan meracuni petugas KPPS untuk membungkam pengungkapan kecurangan pemilu yang dikemukakan Baequni tak logis.
"Di tiap TPS ada tujuh petugas KPPS. Jika satu meninggal, maka enam yang lain masih bisa bersaksi," ujar Pramono.
Dia menyebut persoalan ratusan korban petugas KPPS ini sudah diselidiki oleh setidaknya tiga lembaga. Yakni, Komnas HAM, Kementerian Kesehatan, dan Onbudsman RI.
"Dalam laporan mereka, tidak ada yang menyebut-nyebut racun sebagai penyebab kematian," ungkapnya.
Pramono pun mempersilakan polisi untuk menyelidiki kasus ini dan meminta bertanggung jawab atas hoaks yang disebarkannya.
"Silakan pak polisi tanya orang ini baik-baik," kata dia.
"Orang ini (RB) harus pertanggungjawabkan perbuatannya," tandas dia.
 Rahmat Baequni belum menanggapi perihal kasus hoaks yang menjeratnya. ( CNN Indonesia/Huyogo) |
Diketahui, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri sudah mengetahui perihal video Baequni ini lewat patroli siber.
Berdasarkan hasil penelusuran, tempat kejadian tersebut ada di Jawa Barat. Atas dasar itu, maka kasus tersebut bakal ditangani oleh Polda Jawa Barat. Polisi kemudian membuat laporan tipe A alias polisi sebagai pelapornya.
Rahmat Baequni sebelumnya lebih dulu populer dengan tudingan segitiga Illuminati di masjid karya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kementerian Komunikasi dan Informatika kemudian menyebut kabar itu hoaks.
[Gambas:Video CNN] (arh/sur)