Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) memfasilitasi penyidik Polda Metro Jaya untuk memeriksa
Novel Baswedan terkait kasus penyiraman air keras. Penyidik senior KPK itu rencananya akan diperiksa sebagai saksi dalam kasusnya.
"Besok pada tanggal 20 Juni 2019 dijadwalkan pemeriksaan terhadap pegawai KPK Novel Baswedan di Gedung KPK," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Rabu (19/6).
Febri mengatakan penyidik Polda Metro Jaya itu akan didampingi oleh tim ahli atau tim gabungan yang dibentuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam melakukan pemeriksaan terhadap Novel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami menerima surat dari penyidik Polda Metro Jaya yang akan didampingi oleh tim asistensi ahli atau tim gabungan yang sudah dibentuk oleh Kapolri untuk melakukan pemeriksaan terhadap Novel Baswedan," kata Febri.
Febri memastikan Novel akan hadir dalam agenda pemeriksaan terkait dengan penyiraman air keras yang terjadi pada 11 April 2017. Hal tersebut dilakukan untuk menghargai proses hukum dalam penanganan kasus dimaksud. Meski pemeriksaan terhadap sepupu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu sudah pernah dilakukan.
"Novel akan hadir besok dalam pemeriksaan tersebut untuk menghargai proses hukum ini. Meskipun sebelumnya pemeriksaan sudah dilakukan sejak Novel dirawat di Singapura," katanya.
Febri menambahkan di pemeriksaan sebelumnya, informasi-informasi yang dibutuhkan penyidik untuk mengungkap kasus yang berumur 800 hari lalu ini sudah disampaikan Novel. Namun, karena ada permintaan pemeriksaan tersebut, Novel bersedia, dan pihak KPK akan memfasilitasinya.
"Karena ada permintaan pemeriksaan kembali maka Novel bersedia dan KPK memfasilitasi proses pemeriksaan itu di Gedung KPK besok pagi pukul jam 10.00 WIB," katanya.
Diketahui, sampai saat ini kasus penyerangan terhadap Novel masih belum terungkap. Pelaku dan aktor intelektual masih belum menemui titik terang.
Langkah Kapolri Jenderal Tito Karnavian membentuk tim gabungan khusus untuk menangani kasus Novel di awal Januari 2019 silam pun nyaris juga belum menunjukkan perkembangan.
[Gambas:Video CNN] (sah/osc)