Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah
kapal tongkang yang mengangkut material tambang di Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara, terbalik, Rabu (26/6) sekitar pukul 17.10 WIT.
Akibat insiden tersebut, satu karyawan meninggal dunia dan satu orang dinyatakan hilang. Sementara seorang karyawan lainnya cacat permanen setelah kehilangan tangan kiri dan kaki kanannya.
Informasi yang diperoleh dari Badan SAR Nasional (Basarnas) Ternate, kecelakaan tersebut terjadi di dermaga milik perusahaan tambang PT Adidaya Tangguh (ADT). Saat itu, tongkang naas tersebut mengangkut biji besi seberat 5.500 ton dan satu unit buldoser. Namun kapal tiba-tiba miring ke arah kiri dan menyebabkan gunungan biji besi longsor sehingga kapal terbalik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat karyawan yang tengah berada di atas kapal pun menjadi korban. Satu karyawan bernama Candra Prawira ditemukan selamat. Sementara Amos, rekan Candra, mengalami luka berat di mana tangan kiri dan kaki kanannya putus hingga ke paha.
Ia lalu diseberangkan ke Luwuk, Sulawesi Tengah untuk mendapat perawatan intensif di RSUD Luwuk. Jarak Taliabu ke Luwuk memang lebih dekat dibandingkan jika harus ke Ternate. Dua karyawan lain, Alkas dan Triloka Bagaskara, awalnya dinyatakan hilang tertimbun material.
Belakangan, Alkas yang bertugas sebagai juru mudi ditemukan sudah tak bernyawa, Kamis (27/6) sore. Sementara Triloka hingga kini masih dalam pencarian.
Kepala Basarnas Ternate, Muhammad Arafah menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Direktur Polairud Polda Maluku Utara dan Komandan Pos Polairud Taliabu untuk melakukan pencarian sisa korban hilang.
"Sudah dikerahkan personel dan alat untuk pencarian korban hilang," tuturnya
.
Kapolres Kepulauan Sula yang juga membawahi Pulau Taliabu, AKBP Tri Yulianto, saat dihubungi
CNNIndonesia.com menyatakan personel polisi yang bertugas pada pengamanan objek vital PT ADT telah meminta keterangan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut kepada pihak-pihak yang berada di lokasi kejadian.
"Untuk sementara aktivitas pertambangan dihentikan," kata dia.
(srl/ain)