Periksa Sofyan Basir, KPK Endus Sumber Gratifikasi Bowo Sidik

CNN Indonesia
Jumat, 28 Jun 2019 03:30 WIB
Selain mencari tahu asal usul gratifikasi Bowo Sidik, KPK juga hrus menelisik mekanisme pemberian lewat Sofyan.
Bowo Sidik Pangarso keluar dari Gedung Merah Putih KPK. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai mengendus sumber-sumber gratifikasi yang diterima Anggota Komisi VI Fraksi Golkar, Bowo Sidik Pangarso, terkait dengan posisi seseorang di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Komisi VI DPR RI bermitra kerja dengan perusahaan BUMN. Untuk itu, hari ini KPK memeriksa mantan Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir.

Sofyan dimintai keterangannya terkait dengan penerimaan gratifikasi Bowo Sidik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang didalami (dari Sofyan Basir) adalah pengetahuan di PLN sebagai direktur utama, apa yang dia ketahui terkait dengan sumber gratifikasi BSP ini," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (27/6).



Namun, ditanya apakah Sofyan memberikan gratifikasi ke Bowo, Febri masih belum memberikan keterangan. Ia mengatakan semua itu akan dituangkan di proses persidangan.

"Kalau pemberi gratifikasinya persisnya siapa, itu belum bisa kami sampaikan, karena itu kan (masih) proses penyidikan. Nanti kalau sudah diproses persidangan baru akan kami tuangkan," katanya.

Pasalnya dalam proses penyidikan ini, Febri melanjutkan, harus diuji dengan bukti lain, dan proses pemeriksaan saksi harus dilakukan secara intensif.

"Karena itu harus ada unsur saksi dari BUMN, Sofyan Basir misalnya," imbuh Febri.



Selain mencari tahu asal usul gratifikasi Bowo Sidik, KPK juga menelisik mekanisme pemberian lewat Sofyan.

"Jadi untuk menelusuri arus uangnya, bukan sekadar siapa pemberinya, tapi waktunya kapan, prosesnya bagaimana, dan informasi-informasi lain, khususnya terkait hubungan jabatan penerima," ucap Febri.

Sofyan sendiri seusai diperiksa tak mau berkomentar banyak soal apa yang ditanyakan oleh penyidik. Mantan Dirut PT Bank Rakyat Indonesia itu pun membantah memberi gratifikasi ke Bowo Sidik. Dia bahkan 'ngotot' mengaku tidak mengenal Bowo Sidik.

"Enggak kenal, kan bukan komisi saya, kan kota di Komisi VII," katanya.

"Enggak ada, enggak ada," ucap Sofyan sembari terus berjalan menuju mobil tahanan KPK.



Sebelumnya, KPK telah menetapkan Bowo Sidik dan anak buahnya, staf PT Inersia bernama Indung serta Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia, Asty Winasti sebagai tersangka.

Bowo diduga menerima suap dari Asty dan petinggi PT Humpuss Transportasi Kimia lainnya terkait kerja sama bidang pelayaran menggunakan kapal PT Humpuss Transportasi Kimia melalui Indung.

KPK mengendus Bowo juga menerima uang di luar kasus suap tersebut. Tim KPK kemudian menemukan uang sejumlah Rp8 miliar di Kantor PT Inersia, perusahaan milik Bowo.

Uang sekitar Rp8 miliar dalam pecahan Rp20 ribu dan Rp50 ribu itu telah dimasukkan dalam amplop-amplop. Uang yang berada dalam 400 ribu amplop itu tersebut diduga bakal digunakan Bowo untuk 'serangan fajar' Pemilu 2019.

[Gambas:Video CNN] (sah/agr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER