Tanpa Abdullah Hehamahua, GNKR Datangi Komnas HAM

CNN Indonesia
Jumat, 28 Jun 2019 16:48 WIB
GNKR datang ke kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (28/6), untuk melaporkan soal dugaan pelanggaran HAM dalam Pemilu 2019 dengan pengawalan ketat polisi.
Massa GNKR mendatangi Komnas HAM untuk melaporkan dugaan pelanggaran HAM di Pemilu 2019. (CNN Indonesia/Aini Putri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) mulai berdatangan memadati kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, Jumat (28/6) siang, untuk mengawal pelaporan dugaan pelanggaran HAM dalam Pemilu 2019.

Menurut pantauan CNNIndonesia.com sejak pukul 14.00 WIB, sejumlah massa yang membawa bendera berwarna kuning layaknya peringatan bagi orang yang meninggal dunia mulai berdatangan. Mereka datang sambil berselawat dan mengucapkan takbir.

Saat sampai di depan gedung Komnas HAM, massa meminta petugas membukakan jalan agar mereka bisa masuk. Polisi membatasi jumlah perwakilan massa yang boleh masuk ke gedung Komnas HAM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi dihitung ya 20 orang," ucap seorang petugas kepolisian.

Sementara itu, personel kepolisian, termasuk dari Brimob Polri, sudah berjaga mengawal kerumunan massa di depan kantor Komnas HAM.

Jumlah personel kepolisian belum diketahui. Namun terlihat dua unit mobil baracuda berada di depan gedung.

Pimpinan GNKR yang juga mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua tidak datang ke Komnas HAM.

Pelaporan akan dilakukan oleh kuasa hukum bernama Ahmad Yani. Sedangkan massa aksi dipimpin oleh dua tokoh yakni Wakil Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Asep Syarifudin dan Sekretaris PA 212 Bernard Abdul Jabbar.

Abdullah sebelumnya mengatakan akan melaporkan kematian ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019 dan dugaan penganiayaan dalam kerusuhan 21-22 Mei kepada Komnas HAM.

Diketahui, GNKR, yang berisi massa alumni 212, beberapa kali berdemo di sekitar Patung Kuda untuk mengawal putusan sengketa Pilpres 2019. Mereka meminta MK tak memenangkan pihak yang melakukan kecurangan.

[Gambas:Video CNN] (ani/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER