KPK Mulai Lagi Periksa Saksi Kasus Dugaan Korupsi RJ Lino

CNN Indonesia
Senin, 01 Jul 2019 12:45 WIB
KPK kembali memeriksa saksi-saksi terkait kasus kasus pengadaan tiga unit Quay Container Crane di PT Pelindo II yang menjerat eks Dirut-nya, RJ Lino.
Jubir KPK Febri Diansyah menyebut pihaknya memerika 2 saksi kasus Pelindo II. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa saksi-saksi terkait kasus kasus pengadaan tiga unit Quay Container Crane yang menjerat mantan Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino (RJL).

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan ada dua saksi yang akan diperiksa yakni ahli keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pesawat angkat dan angkut perusahaan BUMN, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) Suismono, dan pegawai perusahaan yang sama, Akhmad Muliaddin.

"Dua saksi diperiksa terkait kasus Pelindo bagi tersangka RJL (RJ Lino)," ujar Febri melalui pesan singkat, Senin (1/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyidikan kasus Pelindo diketahui mandeg sejak RJ Lino ditetapkan sebagai tersangka pada 2015. Ketua KPK Agus Rahardjo pada akhir Desember lalu sempat menyampaikan akan memulai kembali penyidikan pada awal 2019.

Febri pun memastikan kasus ini masih terus berjalan. Ia tak menampik bahwa proses penyidikan sempat terhambat karena poin kerjasama internasional yang masih perlu dilengkapi di kasus ini.

"Soal waktu penyelesaian tentu arahan pimpinan KPK juga sudah cukup jelas ya bahwa kami akan berupaya semaksimal mungkin karena banyak sekali kasus-kasus besar yang sedang ditangani saat ini," katanya.

Sudah hampir tiga tahun lebih KPK mengusut dugaan korupsi yang dilakukan RJ Lino. Mantan Dirut Pelindo II itu ditetapkan tersangka oleh KPK pada Desember 2015 untuk dugaan korupsi pengadaan tiga unit QCC.

Tiga unit QCC itu dibeli dari PT Wuxi Hua Dong Heavy Machinery (HDHM), perusahaan pengadaan alat berat asal Tiongkok. Dari temuan awal, pengadaan alat berat itu diduga merugikan negara sebesar US$3,6 juta atau sekitar Rp47 miliar.

[Gambas:Video CNN] (psp/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER