Sinyal Kuat MKGR Dukung Bamsoet Jadi Ketum Golkar

CNN Indonesia
Selasa, 02 Jul 2019 11:46 WIB
Organisasi pendiri Golkar, MKGR menyoroti kelemahan kepengurusan Golkar era Airlangga Hartarto, yang berakibat penurunan suara partai pada Pemilu 2019.
Politikus Golkar yang juga Wakil Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi masyarakat Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) memberikan sinyal dukungan kepada Bambang Soesatyo untuk maju menjadi calon ketua umum DPP Partai Golkar periode 2019-2024.

MKGR bersama SOKSI dan Kosgoro adalah ormas pendiri Partai Golkar. Isyarat dukungan MKGR disampaikan langsung Wakil Ketua Umum MKGR Arman Amir saat bertemu Bamsoet di Jakarta, kemarin.

"Harus diakui, berbagai capaian yang diperoleh Partai Golkar pada Pemilu 2019 ini masih belum maksimal," kata Arman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arman menambahkan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto juga gagal memenuhi target perolehan 110 kursi DPR RI. Golkar justru mengalami penurunan perolehan suara dari 91 kursi pada periode 2014-2019, menjadi hanya 85 kursi di periode 2019-2024.

"Kehilangan 6 kursi 1,2 juta suara tak pernah terjadi di era kepemimpinan Pak Akbar Tandjung, Pak Jusuf Kalla, hinggap Pak Aburizal Bakrie," ujar Arman.

Menurut Arman, mesin organisasi partai tidak berjalan pada Pemilu 2019. Dia mengatakan tidak ada rapat harian, rapat pleno, maupun rapat koordinasi yang bisa dijadikan pegangan bagi perjuangan partai. 

Badan Saksi Nasional yang merupakan perintah Rakernas juga tidak terbentuk. Di tengah kondisi seperti itu, kata Arman, Partai Golkar beruntung karena para calegnya punya semangat juang tinggi.

Arman berkata para caleg itu walaupun berjuang sendirian di daerah pemilihan, masih bisa memberikan yang terbaik. Namun Arman menegaskan bahwa kondisi seperti itu tak boleh terjadi lagi di kepengurusan 2019-2024.

Dia pun berkata ada harapan keluarga besar MKGR agar Bamsoet, seandainya berhasil memimpin Golkar, bisa memulai tradisi jabatan ketua umum cukup satu periode.

Tradiri itu agar regenerasi kepemimpinan partai bisa berjalan, sekaligus memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk ambil bagian dalam perjuangan politik di Partai Golkar.

Menanggapi aspirasi itu Bamsoet menekankan pentingnya rapat dan koordinasi. Dia mengibaratkan rapat harian, koordinasi, maupun pleno sebagai jantungnya organisasi.

Menurut Bamsoet melalui rapat, berbagai pengurus bisa memberikan masukan dan menyumbangkan ide-ide pemikirannya, sehingga menghidupkan mesin kerja organisasi. 

"Mekanisme rapat harian, koordinasi atau pleno diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Golkar. Pengambilan keputusan pun harus sesuai dengan AD/ART Partai. Karenanya, bagaimana keputusan rapat akan sesuai dengan AD/ART jika tidak melalui mekanisme rapat yang ada?" kata Bamsoet.

Bamsoet yang pernah menjadi Bendahara Umum DPP Partai Golkar periode 2014-2016, juga menyoroti aspirasi di tingkat daerah, terutama terkait Plt kepemimpinan.

"Ke depan pendekatan kekeluargaan akan lebih ditonjolkan. Jika ada pelanggaran di daerah, pembinaan harus didahulukan. Bukan langsung melakukan Plt kepemimpinan," pungkas Bamsoet.

Pemilihan Ketua Umum Golkar akan berlangsung pada momen Musyawarah Nasional (Munas) partai. Rencananya Munas Golkar digelar Desember 2019. Saat ini baru Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto yang digadang-gadang bakal bersaing dalam pemilihan Ketua Golkar.

(wis/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER