Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus
Golkar Bambang Soesatyo menilai kabar pencopotan Toto Sunanto dari jabatan Ketua DPD Golkar
Cirebon diduga terkait pilihan politik bukanlah hal yang baik bagi iklim demokrasi di tubuh partai tersebut.
"Iya itu yang kami sesalkan dan kami meminta praktik-praktik seperti itu dihentikan. Tidak bagus dan tidak memberikan contoh yang baik bagi Partai Golkar ke depan," ujar pria yang karib disapa Bamsoet itu lewat keterangan yang diterima, Sabtu (6/7) malam.
Sebelumnya, Toto dicopot dari kursi Ketua DPD Golkar Cirebon diduga karena menyatakan dukungan kepada Bamsoet untuk menjadi Ketua Umum partai berlambang pohon beringin itu selanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bamsoet, pemberian dukungan kepada salah satu calon dalam Munas Golkar mendatang, termasuk pun untuk dirinya, seharusnya disikapi bijak sebagai bagian dari dinamika demokrasi di dalam tubuh partai.
"Karena kalau kita mendukung demokrasi, maka apa pun yang daerah lakukan untuk soal dukung mendukung itu diterima saja sebagai suatu realitas. Itu kan bagian dari demokrasi, jadi enggak perlu ada yang ditakutin," ujar pria yang kini juga menjabat Ketua DPR tersebut.
Sementara itu, menanggapi informasi bahwa pencopotan Toto itu karena ada dorongan dari bawah, Bamsoet menilainya sebagai alasan ganjil.
"Kalau itu sih sudahlah kita bisa cek di bawah benar enggak suara dari bawah itu. Kalau soal itu benar, berarti bisa mengefek ke pusat juga karena semua daerah menginginkan pembaharuan. Saat ini sudah banyak daerah yang menginginkan dilaksanakan Munas," ujarnya.
Toto mengaku diberhentikan dari posisi Ketua DPD Golkar Kota Cirebon oleh DPD Golkar Provinsi Jawa Barat. Kini, posisi tersebut diisi Lili Eliyah yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD Golkar Cirebon. Toto lantas menduga pemberhentian dilakukan lantaran mendukung Bambang Soesatyo sebagai ketua umum Golkar menggantikan Airlangga Hartarto. Dia mengaku memang pernah menyatakan dukungan saat bicara di hadapan wartawan.
"Tanggal 28 Juni saya bikin
statement. Kurang lebih seminggu kemudian saya dapat kabar diberhentikan," ucap Toto.
Toto mengungkapkan pertama kali mendapat kabar dicopot dari Ketua DPD Cirebon melalui media massa. Dia lalu menghubungi Sekretaris DPD Golkar Jawa Barat Ade Barkah Surahman untuk mengklarifikasi kabar yang beredar.
Penjelasan yang diperoleh Toto, yakni dirinya diberhentikan dengan alasan periodisasi. Toto merasa janggal. SK kepengurusan, kata Toto, menyatakan masa jabatan sebagai Ketua DPD Golkar Cirebon adalah hingga 2020. Bukan 2019.
Terpisah, Wakil Sekjen DPP Golkar Dave Laksono yang merupakan anggota DPR dari dapil Cirebon mengatakan bahwa Toto diberhentikan atas pertimbangan kinerja. Dia menyebut Toto gagal menambah atau mempertahankan kursi Golkar di DPRD Kota Cirebon.
"Lebih ke kinerja. Ada usulan-usulan dari bawah," ucap Dave saat dihubungi.
Toto lebih merasa aneh jika alasan kinerja yang menjadi pertimbangan. Menurutnya, itu justru semakin tidak masuk akal.
Toto mengakui bahwa perolehan kursi Golkar di DPRD Kota Cirebon bakal menurun. Namun, dia mengatakan fenomena serupa juga terjadi di DPRD Provinsi Jawa Barat dan DPR RI.
"Enggak masuk akal. Kalau kinerja ditegur dari awal dong. Evaluasi," kata Toto.
Toto lalu berencana mengundurkan diri sebagai kader Golkar. Dia juga mengancam bakal membawa kader-kader lain yang loyal terhadap dirinya. Toto mengatakan bahwa rencana itu merupakan bentuk perlawanan atas perlakuan terhadap dirinya. Dia seolah tidak terima setelah puluhan tahun menjadi kader Golkar dan dua periode menjabat sebagai ketua DPD Cirebon, namun diberhentikan hanya karena menyatakan dukungan kepada Bamsoet.
"Saya juga sekretaris TKD (Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf) daerah Cirebon dan Jokowi menang. Sesuai arahan DPP," kata Toto .
"Ini harga diri. Seolah olah saya tidak melakukan pengabdian. Saya dua periode lho (sebagai Ketua DPD Cirebon)," lanjutnya.
(kid)