Dewan Pembina Gerindra Minta Kader Demokrat Berhenti Nyinyir

CNN Indonesia
Kamis, 11 Jul 2019 06:24 WIB
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Mulyadi meminta kader Demokrat berhenti berkomentar soal Prabowo dan Gerindra di sosial media.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Mulyadi mengaku terusik dengan komentar-komentar yang dilontarkan sejumlah kader Demokrat di media sosial. Dia menganggap kader Demokrat tak punya etika.

"Sebagai kader Gerindra, saya terusik oleh komentar-komentar kader Demokrat, seperti tidak punya etika sebagai sesama partai pendukung 02. Hentikan statement dan tudingan spekulasi kepada Gerindra dan Pak Prabowo," ucap Mulyadi melalui keterangan tertulis, Rabu (10/7).

Mulyadi tidak menyebut secara rinci kader partai mercy yang dimaksud. Meski begitu, dia menilai Demokrat seharusnya berterima kasih kepada Ketua Umum Gerindra yang juga mantan capres Prabowo Subianto. Pula, kepada partai koalisi pengusung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah kader Demokrat beberapa kali menyindir Prabowo dan Gerindra soal rencana partai berlambang burung garuda itu bergabung ke koalisi Jokowi. Termasuk menyinggung soal permintaan jatah kursi menteri oleh Gerindra kepada Jokowi-Ma'ruf.

Dia mengingatkan bahwa Demokrat adalah partai terakhir yang bergabung dalam koalisi pengusung Prabowo-Sandi. Sebelumnya, Gerindra, PAN, PKS, dan Berkarya sudah berada dalam koalisi terlebih dahulu.

Mulyadi menyebut Demokrat bergabung ke koalisi Prabowo-Sandi pun karena ditolak masuk ke koalisi Jokowi-Ma'ruf. Beruntung, Prabowo dan parpol koalisi Indonesia Adil Makmur tidak keberatan menerima Demokrat.

"Harusnya Demokrat berterimakasih Pada Pak Prabowo, malah saya aneh dengan cuitan nyinyir kader Demokrat," kata Mulyadi.
Mulyadi juga mengingatkan akibat buruk jika koalisi Prabowo-Sandi menolak keberadaan Demokrat dalam koalisi. Partai berlambang mercy tersebut, kata Mulyadi, tidak akan bisa mengusung capres atau cawapres pada 2024 mendatang.

Pasal 235 ayat 5 Undang-undang nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu) menyebutkan menyatakan, "dalam hal partai politik atau Gabungan Partai Politik yang memenuhi syarat mengajukan Pasangan Calon tidak mengajukan bakal Pasangan Calon, partai politik bersangkutan dikenai sanksi tidak mengikuti pemilu berikutnya"

"Jadi berterimakasihlah pada Pak Prabowo dan koalisi 02 ," tutur Mulyadi.
Mulyadi mengamini bahwa politik adalah soal memperjuangkan kepentingan. Namun, lanjutnya, etika tetap harus menjadi pedoman perjuangan. Minimal sebagai cerminan moral.

Mulyadi mengklaim kader Gerindra selama ini diam. Tidak ada yang memberi komentar pedas kepada ketua umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kali ini, Mulyadi mengaku angkat suara karena ingin mengingatkan kader Demokrat.

"Supaya kita saling menghormati dan hentikan sikap nyinyir tak berdasar," ucap Mulyadi.
[Gambas:Video CNN] (ugo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER