Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyebut Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto akan mengundang Dewan Pembina Partai Gerindra untuk melakukan musyawarah terkait langkah selanjutnya yang akan diambil dalam Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin Periode 2019-2024.
Pertemuan itu kata Amien akan digelar Rabu (17/7) malam. Namun Amien tak menjelaskan dimana lokasi persis pertemuan tersebut akan digelar.
"Kalau tidak salah Rabu, malam itu memang Pak Prabowo akan mengundang Dewan Pembina Gerindra untuk Musyawarah what's next tadi," kata Amien di kediamannya yang berlokasi di Jalan Taman Gandaria, Jakarta Selatan, Selasa (16/7) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Amien, Prabowo sempat menjelaskan apa yang dimaksud dengan rekonsiliasi dalam sudut pandang Prabowo. Hal itu disampaikan Prabowo saat keduanya bertemu di kediaman politikus Partai Gerindra, Maher Algadri siang tadi.
Menurut Prabowo, dalam rekonsiliasi semua hal harus jelas dan objektif. Prabowo akan mempertimbangkan melakukan rekonsiliasi dan kemungkinan merapat ke Jokowi jika dalam pemerintahan Jokowi semua kedaulatan jelas arahnya. Misal terkait
political mapping, kedaulatan pangan, energi, air hingga kedaulatan militer.
Namun, jika itu semua tidak terpenuhi, Prabowo akan tetap pada posisi sebagai pihak oposisi dan tidak akan mendukung semua alur pemerintahan Jokowi-Ma'ruf lima tahun mendatang.
"Semua bisa dipertimbangkan kalau mau rekonsiliasi dan tentu kekuatannya seperti terefleksikan di dalam hasil menurut versi KPU yang didukung oleh MK. Paling enggak 55-45 (perolehan suara)," kata Amien.
"Nah kalau tidak itu namanya kooptasi dan itu tentu tidak akan bisa, dan jelas sekali akan memilih sebagai oposisi yang bertanggungjawab, demokratis, terbuka, santun, etis, kemudian juga ada loyal dan objektif," lanjutnya.
Namun bagi Amien sendiri, dirinya tetap teguh agar ada pihak oposisi yang fokus mengamati pemerintahan terpilih. Sebab menurut dia dalam pemerintahan demokratis tetap harus ada oposisi yang bertugas menyeimbangkan alur pemerintahan.
"Saya sendiri berpendapat sebaiknya memang ada oposisi yang relatif tangguh di parlemen, yaitu partai yang selama ini mendukung adil makmur, itu lebih indah, dan ini biasalah, politik itu
come and go," katanya.
(tst/age)