Jakarta, CNN Indonesia -- Polri menyebut pasangan suami istri asal Indonesia, Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh yang diduga melakukan aksi
bom bunuh diri di gereja Pulau Jolo,
Filipina masuk ke negara itu secara ilegal.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan keduanya diketahui telah meninggalkan Indonesia sejak akhir tahun 2018 dan berangkat ke Filipina.
"Mereka masuk bulan Desember 2018, dibawa oleh Andi Baso," kata Dedi di Mabes Polri, Rabu (24/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasangan suami istri itu merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar, Sulawesi Selatan. Selain itu, Rullie dan Ulfah juga diketahui pernah dideportasi dari Turki pada 2017.
Dedi menjelaskan, keduanya masuk ke Filipina melalui jalur ilegal sehingga tidak terlacak oleh otoritas setempat. Sebelum melakukan aksi bom bunuh diri, pasutri tersebut telah dicuci otak.
"Rekam jejak yang bersangkutan, pernah mengikuti doktrinasi, pencucian otak, penanaman nilai paham radikalisme," ujarnya.
Lebih jauh Polri bersama kepolisian Filipina juga akan berkoordinasi untuk mencocokkan DNA dari jasad keduanya. DNA Rullie dan Ulfah bakal dicocokkan dengan DNA pihak keluarga untuk memastikan identitasnya.
SosoK Andi BasoSementara itu terkait Andi Baso, Dedi menjelaskan bahwa dia masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Saat ini keberadaannya diyakini ada di Filipina Selatan.
Secara rekam jejak, Andi Baso juga diduga terlibat dalam serangan bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur pada November 2016.
"(Serangan bom) bersama terduga teroris Juanda dan kawan-kawan," ujar Dedi.
Saat ini, Polri dalam hal ini tim Densus 88 Antiteror juga berkoordinasi dengan kepolisian Filipina untuk memburu Andi Baso.
Sebelumnya, Polri mengidentifikasi dua pelaku bom bunuh diri di sebuah gereja di Jolo, Filipina awal tahun ini. Hasilnya, kedua pelaku merupakan WNI.
"Dua orang Indonesia atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh, ini yang diduga sebagai pelaku suicide bomber di Filipina," kata Dedi, Selasa (24/7).
Pada Januari lalu, bom meledak di gereja Pulau Jolo, Mindanao, Filipina. Tercatat 22 orang tewas dan lebih dari seratus orang luka-luka.
Saat itu, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengklaim pelaku adalah pasangan suami istri berkewarganegaraan Indonesia. Namun hal itu belum bisa dipastikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
[Gambas:Video CNN] (dis/osc)