Remaja 'Trek-Trekan' di Atas Makam Tak Dijerat Pidana

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jul 2019 15:43 WIB
Sejumlah remaja yang mengendarai motor di atas makam yang vial di media sosial mengaku menyesali perbuatannya dan akan mendapat pembinaan dari aparat setempat.
Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera. (CNNIndonesia/Abi Sarwanto)
Surabaya, CNN Indonesia -- Sejumlah remaja yang melakukan aksi naik motor di atas pemakaman yang viral di media sosial mengaku menyesali perbuatannya. Mereka menyebut perbuatan itu hanya ulah iseng belaka. Polisi pun tak menjerat mereka dengan delik pidana.

Hal itu dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera. Ia mengatakan penyesalan itu dinyatakan oleh para remaja itu usai dimintai keterangan kepolisian, pada Rabu (25/7) malam.

"Mereka mengaku hanya iseng saja, mengatakan bahwa mereka khilaf, biasalah, kemudian tidak tahu, tapi ini berpotensi (meresahkan) maka kita panggil untuk langkah antisipasi," kata dia, saat ditemui di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (25/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedikitnya, kata Barung ada empat orang yang dimintai keterangan oleh kepolisian terkait video berdurasi 23 tersebut. Mereka yakni, Jidan, pelajar 18 tahun, yang berperan sebagai pengendara sepeda motor. Haris Maulana, 18 tahun, berperan sebagai pengendara sepeda motor.

Kemudian si perekam video, Fani Wahyudi, 18 tahun. Dan Umar Faruq, 29 tahun, orang yang pertama kali menyebarkan video itu ke sejumlah grup WhatsApp, sebelum akhirnya viral di media sosial.

"Video itu sendiri, diambil sekitar Maret 2019 dan diviralkan oleh Umar Faruq pada Kamis, 24 juli 2019, sekitar pukul 16.00 WIB. Yang mana pertama kali di-upload ke grup WA dan selanjutnya masuk dan ter-upload oleh akun Instagram lambe_turah dan menjadi viral," kata dia.

Kendati demikian, kepada para pelaku, polisi hingga kini belum melakukan tindakan secara hukum atau penyelidikan kasus. Hal itu lantaran, tak ada pihak yang melaporkan aksi tersebut secara resmi ke pihak kepolisian.

Kepada kesemuanya, polisi dan sejumlah penajabat Desa Kebunrejo, kecamatan Grati, Pasuruan, hanya melakukan pembinaan, agar para pelaku menyesali perbuatannya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi amarah warga setempat.

"Sudah kita panggil dan lakukan pembinaan, dan yang bersangkutan sudah membuat pernyataan dan menyesali perbuatannya, yang disadarinya itu sangat menyakiti keluarga (yang dimakamkan)," kata dia.

[Gambas:Video CNN] (frd/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER