Polri Buka Suara Soal Kasus Novel Dibawa ke Kongres AS

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jul 2019 22:02 WIB
Polri menyebut pihaknya akan melihat lebih dulu aspek yuridis dibawanya kasus air keras Nove Baswedan ke Kongres AS oleh Amnesty International.
Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Asep Adi Saputra. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian RI buka suara terkait langkah Amnesty International membawa kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan ke Kongres Amerika Serikat.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan akan melihat dari sisi yuridis apakah perkara Novel sudah tepat apa belum dibawa ke tingkat internasional.

"Kita akan lihat dari aspek yuridisnya seperti apa, karena kan berada di Indonesia, kemudian kapasitas atau bobot dari peristiwa itu pasti akan mempengaruhi," ujar Asep di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (26/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asep mengatakan hingga kini pengusutan kasus Novel masih dalam proses penyelidikan yang dilakukan sejak April 2017. Beberapa langkah sudah dilakukan seperti perhatian dari pemerintah, pembentukan tim pencari fakta hingga pembentukan tim teknis.

Asep menilai langkah-langkah yang telah dilakukan itu menunjukkan keseriusan Polri untuk mengungkap kasus tersebut.

"Polri terkait dengan apa yang menjadi sebuah wacana ini kita tetap konsentrasi kepada pengungkapan itu. Ada pendapat kalau ini seolah-olah persoalan 'kemauan', saya kira tidak, kemauan Polri untuk mengungkap perkara itu sangat kuat," tuturnya.

Usai berakhirnya tim gabungan pencari fakta beberapa waktu lalu akan dilanjutkan oleh tim teknis. Tim teknis pun baru akan mulai bekerja pada Agustus mendatang.

Seperti oleh TPF, nantinya hasil dari pengusutan tim teknis akan diumumkan ke publik. Tim yang terdiri dari 50 hingga 70 orang itu akan pun akan dipimpin oleh Kabareskrim Mabes Polri Komjen Idham Azis.

Sebelumnya Amnesty International menyoroti kasus air keras Novel saat menyampaikan pemaparan di Kongres AS, Kamis (25/7) malam.

Paparan disampaikan oleh Manajer Advokasi Asia Pasifik Amnesty International, Francisco Bencosme, dalam forum "Human Rights in Southeast Asia: A Regional Outlook" yang diselenggarakan di Subkomite Asia, Pasifik, dan Non-proliferasi Komite Hubungan Luar Negeri Dewan Perwakilan AS.

"Di Indonesia, kami mengampanyekan pertanggungjawaban atas serangan terhadap pembela hak asasi manusia, Novel Baswedan, seorang penyidik yang bekerja untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang wajahnya disiram dengan sebotol asam sulfat," ujar Bencosme.

Bencosme kemudian menjelaskan bahwa saat serangan itu terjadi, Novel sedang memimpin penyelidikan penyalahgunaan dana proyek kartu identitas.

Ia menggarisbawahi bahwa saat diserang, Novel juga menjabat sebagai ketua serikat pekerja KPK, dan sangat vokal menentang upaya-upaya untuk melemahkan komisi anti-rasuah tersebut.

Menurut Bencosme, kasus ini tidak dapat dilihat sebagai kasus tunggal. Ia menyebut penyelidik anti-korupsi dari KPK dan aktivis serta pembela HAM di Indonesia memang kerap menjadi sasaran ancaman dan kekerasan.

[Gambas:Video CNN] (gst/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER