Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini enggan berandai-andai soal kemungkinan Partai NasDem yang menyatakan ingin memboyong dirinya pada
Pilkada DKI Jakarta. Risma memilih pasrah pada Tuhan terkait keputusannya dalam Pilkada DKI.
"Saya tidak di tataran jawab iya, karena yang jawab biar Tuhan aja. Saya tidak akan pernah bisa jawab sampai kapan pun, sampai Tuhan menentukan apa yang digariskan Tuhan ke saya dan saya tidak bisa menghindar lagi," ujar Risma saat ditemui di Jakarta, Rabu (31/7).
Risma lantas membandingkan dengan pengalamannya saat pertama kali maju sebagai Wali Kota Surabaya tahun 2010. Saat itu, Risma mengaku sama sekali tak berpikir untuk menjadi wali kota. Ia bahkan menolak tawaran dari sejumlah pihak yang memintanya maju sebagai orang nomor satu di kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu jabatan wali kota itu saya enggak mau, enggak mau, eh ternyata turun juga. Karena kalau memang Tuhan pilih saya, rekom (rekomendasi) itu akan turun sendiri enggak tahu gimana caranya. Saya berdoa tidak jadi wali kota, ternyata ya jadi," katanya.
Serupa dengan pencalonan Pilkada DKI. Kader PDIP ini tak menampik sudah ada beberapa pihak yang sejak lama memintanya maju ke ibu kota. Namun ia menolak karena ingin merampungkan tugas di Surabaya.
"Dulu banyak sekali tawaran, ada kelompok masyarakat Betawi datang dua kali. Tapi jawaban saya sama, biar Tuhan yang menentukan," ucap Risma.
Di sisi lain, pekerjaan sebagai gubernur juga dinilai Risma tak mudah. Menurut wali kota dua periode ini, gubernur memiliki tanggung jawab pekerjaan yang besar termasuk pada masyarakat yang tinggal di dalamnya.
"Kalau saya bikin jalan itu enggak peduli (kata) orang lain apa. Tapi ini enggak bisa, karena di dalamnya ada manusia, macam-macam butuhnya. Makanya saya enggak bisa ngomong 'saya mau' atau 'saya bisa', sombong sekali saya," tutur Risma.
Usulan memboyong Risma ke Jakarta sebelumnya disampaikan Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI, Bestari Barus saat studi banding ke Surabaya beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan secara terang-terangan tertarik memboyong Risma ke Jakarta untuk Pilkada 2022.
Bestari menilai selama ini Risma telah berhasil dalam pengelolaan sampah di Surabaya. Ia menilai hal tersebut tak lepas dari kemampuan Risma untuk menciptakan suatu hal yang baik, efektif, dan efisien.
Menurutnya, DKI Jakarta pun membutuhkan figur-figur pemimpin seperti Risma. Pihaknya pun berharap pada Pilgub DKI Jakarta mendatang Risma mau turut serta.
(psp/sur)