Jakarta, CNN Indonesia -- Kabid Humas Polda Banten, AKBP Edy Sumardi, mengatakan, sekitar 200 personel Kepolisian Daerah Banten dan 100 orang Sabhara (Samapta Bhayangkara) diutus mendekat ke lokasi dampak
gempa di Pandeglang untuk mengamankan situasi.
Seperti diketahui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa magnitudo 7,4 telah terjadi pada 7.54 Lintang Selatan, 104.58 Bujur Timur atau pada 147 km Barat daya Sumur, Banten.
Gempa yang disebut berpotensi menyebabkan tsunami ini terjadi pada sekitar 19.00 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satuan Brimob dikerahkan dari Polda Banten menuju ke sana, 200 orang ke Pandeglang. Sabhara 100 orang juga mendekatkan diri ke lokasi Pandeglang," ucap Edy saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Jumat (2/8).
Menurut Edy gempa saat ini sudah berhenti, masyarakat yang tadinya panik sudah bisa ditenangkan oleh personel di polsek setempat beserta jajarannya. Personel kepolisian juga disebut mengamankan situasi lalu lintas di sekitar lokasi.
Edy mengimbau masyarakat mencari perlindungan ke daerah yang lebih tinggi. Rumah yang ditinggalkan dikatakan bakal diawasi kepolisian yang menggelar patroli besar dan sedang.
"Seluruh personel Polda Banten menuju lokasi sebagai antisipasi gempa susulan. Saat ini kondisi debit air normal," ucap Edy.
Gempa berkekuatan 7,4 SR sekitar pukul 19.03 WIB dengan pusat di kedalaman 10 kilometer sekitar 147 kilometer di barat daya Sumur, Banten. Akibat gempa tersebut, BMKG pun merilis peringatan potensi tsunami.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan peringatan tsunami setelah gempa Banten ditunggu hingga pukul 21.35 WIB.
(kid)