Abraham Samad Minta Pansel Jujur Lakukan Profile Assessment

CNN Indonesia
Kamis, 08 Agu 2019 00:42 WIB
Mantan Ketua KPK Abraham Samad meminta pansel capim KPK jujur ketika melakukan tes selanjutnya, yakni profile assesment.
Eks Ketua KPK Abraham Samad peringatkan pansel capim soal profile assesment. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad meminta panitia seleksi calon pimpinan (pansel capim) KPK jujur ketika melakukan tes selanjutnya, yakni profile assessment. Ia menyatakan tes profile assessment bisa memperlihatkan gambaran utuh tentang karakter seseorang.

"Bagaimana caranya jujur ya harus menggunakan mekanisme yang ada, mekanisme rekrutmen seperti sekarang ini secara benar dan tepat," kata Samad dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (7/8).

Samad menyebut profile assessment yang dilakukan Pansel Capim KPK bisa menunjukkan karakter para peserta, apakah mempunyai integritas paripurna atau abal-abal. Namun, ia sanksi lantaran hasil profile assessment terkadang diabaikan oleh Pansel Capim KPK.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi kadang-kadang mengabaikan hasil itu. Kenapa? Ya kita sudah punya kepentingan tertentu untuk memasukkan orang-orang tertentu," ujarnya.

Menurut Samad, jika Pansel Capim KPK mau bekerja secara jujur dan objektif, maka mereka akan menemukan 10 orang, yang nantinya diajukan kepada Presiden Joko Widodo untuk diteruskan ke DPR, memiliki integritas paripurna.

"Mekanismenya itu sudah ada tinggal mau enggak pansel mengikuti mekanisme yang benar," tuturnya.


Samad pun mengajak semua pihak mengawasi dan terus mengkritisi kinerja Pansel Capim KPK dalam mencari calon punggawa lembaga antirasuah periode 2019-2023.

Ia khawatir kalau Pansel Capim KPK tak dikritisi akan berbahaya bagi KPK ke depan, karena akan melahirkan pimpinan yang tak punya komitmen terhadap pemberantasan korupsi.

"Kalau pansel gagal menemukan orang-orang seperti tadi yang saya katakan, maka orang-orang yang terpilih ini adalah orang-orang yang kita bisa duga sejak dari awal tidak punya keberpihakan dan tidak punya komitmen yang kuat terhadap agenda pemberantasan korupsi," katanya.

Samad menyebut ada dua cara melemahkan KPK, yakni pertama melakukan serangan dari luar institusi dan kedua menitipkan kepentingan untuk melemahkan dari dalam dengan menitipkan kepada orang-orang tertentu.

Menurut Samad cara yang kedua ini lebih ampuh karena tak terlihat oleh masyarakat luas. Ia menyebut langkah menitipkan kepentingan lewat orang-orang tertentu bisa dilakukan ketika proses seleksi Capim KPK berlangsung.

"Karena kalau orang-orang tertentu yang punya kepentingan-kepentingan tertentu sudah masuk ke KPK maka dia lah yang melemahkan KPK dari dalam, begitulah teorinya. Dan itu sudah berlangsung," tuturnya.


Sebelumnya, Pansel Capim KPK menyatakan 40 peserta lulus tes psikologi. Berdasarkan jenis kelamin terdapat 36 laki-laki dan 4 perempuan yang lolos ke tahap selanjutnya.

Sementara berdasarkan latar belakang profesi, 40 orang yang lulus antara lain akademisi atau dosen sebanyak 7 orang, advokat sebanyak 2 orang, jaksa sebanyak 3 orang, mantan jaksa sebanyak 1 orang, hakim sebanyak 1 orang.

Kemudian anggota Polri sebanyak 6 orang, komisioner dan pegawai KPK sebanyak 5 orang, auditor sebanyak 4 orang, Komisi Kejaksaan atau Kompolnas sebanyak 1 orang, PNS 4 orang, pensiunan PNS 1 orang, dan lain-lain sebanyak 5 orang.

Para peserta yang lulus tes psikologi wajib mengikuti tes selanjutnya yakni profile assesment. Tes digelar mulai pukul 07.30 WIB, Kamis-Jumat, 8-9 Agustus 2019, di Gedung Panca Gatra, Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta.

Pada saat mengikuti profile assesment setiap peserta wajib membawa KTP, kartu peserta ujian dan hadir 30 menit sebelum pelaksanaan tes dimulai. Peserta yang tidak hadir mengikuti profile assesment dinyatakan gugur.

[Gambas:Video CNN] (fra/dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER