Polda Selidiki Ancaman Bom Atas Namakan ISIS di Unpatti Ambon

Antara | CNN Indonesia
Kamis, 15 Agu 2019 10:19 WIB
Sebuah tulisan tangan bernada ancaman bom yang mengatasnamakan ISIS ditemukan di ruang tunggu Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura, Ambon kemarin.
Foto ilustrasi. (Istockphoto/D-Keine)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Maluku tengah mengusut pelaku yang diduga memasang tulisan bernada ancaman teror bom dengan mencatut nama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Universitas Pattimura, Ambon, Maluku.

Tulisan bernada ancaman ini ditemukan di ruang tunggu kampus Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Pattimura, Rabu (14/8) kemarin, sekitar pukul 09.25 WIT.

"Penyelidikan dimulai sejak kemarin setelah ditemukan tulisan tangan bernada ancaman bom di ruang tunggu Fakultas Ekonomi," ujar Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat, Kamis (15/8) seperti dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ancaman yang ditempel pada dinding ruang tunggu FE ini ditulis menggunakan tulisan tangan tinta hitam yang berisi, 'Kami anggota teroris mengancam akan bom Universitas Pattimura dan semuanya, ISIS'.

Roem mengatakan, penyidik telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa sejumlah saksi. Salah satunya petugas kebersihan, Rasul Lakadimu (34) sebagai orang yang pertama kali menemukan tulisan tersebut.

Dari keterangan Rasul, kata Roem, tulisan itu pertama kali ditemukan ketika dirinya membuka pintu gerbang ruang dekan. Tulisan itu terlihat telah ditempel di dinding sebelah kiri lorong ruang tunggu FE di dekat tangga lantai satu.

"Ketika melihat tulisan tersebut, saksi Rasul langsung memberitahukan ke petugas keamanan," katanya.

Sehari sebelum penemuan tulisan tersebut, lanjut Roem, FE baru saja menggelar kegiatan pemilihan dewan mahasiswa yang berlangsung sejak pukul 15.00 hingga 22.00 WIT.

Dalam pemilihan dewan tersebut, hanya tiga dari empat kandidat yang terpilih. Roem menyebut, berdasarkan keterangan saksi sempat terjadi perdebatan alot namun kegiatan berakhir dengan aman dan terkendali.

Selain Rasul, penyidik juga memeriksa dua orang saksi lain yakni petugas keamanan Sandro Tetelepta (30) dan dekan FE Universitas Pattimura Earli Leiwakabessy.

(sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER