Jakarta, CNN Indonesia -- Massa
buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) membubarkan diri setelah 12 dari 21 orang bagian massa
aksi dibebaskan aparat kepolisian.
Mereka mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar jika sembilan orang teman mereka tak kunjung dibebaskan.
"Jika tidak ada kejelasan, besok atau lusa kita siapkan akan aksi di Polda Metro. Hidup buruh! Hidup rakyat yang melawan! Angkat tangan kita tinggi-tinggi sebagai perlawanan," kata Juru Bicara Gebrak Nining Elitos dari atas mobil komando di bawah Jalan Layang Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum membubarkan diri, Nining meminta perwakilan sepuluh orang dari masing-masing serikat buruh yang hadir. Mereka akan mendatangi Polda Metro Jaya untuk menjemput anggota yang masih ditahan.
Meski aksi tak berjalan lancar, Nining mengatakan mereka tetap menolak RUU Ketenagakerjaan. Bahkan ia mengajak para buruh untuk kembali menggelar aksi serupa dengan skala lebih besar.
Dia menyesalkan niatan untuk menyampaikan pendapat saat Sidang Tahunan MPR RI dihalangi oleh aparat keamanan yang seharusnya melindungi rakyat.
"Ini menunjukkan, kita punya pemimpin dari sipil tapi tetap milterisme. Orde Baru tidak pernah pergi," tuturnya.
Sebelumnya, ribuan buruh yang tergabung dalam aliansi Gebrak terpaksa menggelar aksi di kolong jalan layang Senayan karena tak diizinkan oleh pihak kepolisian.
Nining mengatakan awalnya mereka menggelar aksi di Lapangan Timur Senayan. Bahkan mereka sudah mengajukan izin aksi dari jauh hari sebelumnya.
Namun saat sedang bersiap menggelar aksi, Gebrak diminta kepolisian memusatkan aksi di depan Gedung TVRI.
"Saya ditelepon, diminta tolong memusatkan aksi di DPR RI. Pas kami datang, beberapa polisi sudah melakukan penangkapan terhadap beberapa anggota kami. Katanya mau dibawa ke Polda, mau dimintai keterangan," kata Nining.
Setelah insiden di depan TVRI, Gebrak berpindah lokasi ke bawah jalan layang Senayan. Beberapa bagian massa aksi tertahan di lokasi tersebut.
Tolak RUU KetenagakerjaanNining mengatakan aksi ini digelar untuk menolak RUU Ketenagakerjaan. Mereka ingin berdemonstrasi di depan Gedung MPR/DPR RI sebab saat ini sedang ada Sidang Tahunan MPR yang dihadiri Presiden Jokowi.
RUU Ketenagakerjaan dinilai terlalu berpihak kepada pengusaha dan menindas pekerja. Beberapa poin yang mereka soroti adalah pengupahan dan kerentanan PHK.
"Pemerintah seharusnya memberikan perlindungan, kesejahteraan, keadilan bagi rakyat. Bujan justru bersama kaum pemodal," ujar Nining.
"Selama ini buruh yang dituduh menghambat investasi. Seharusnya pemerintah berkaca, aturan-aturan mereka yang membuat investasi menurun," ucap dia.
[Gambas:Video CNN] (dhf/pmg)