Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini meminta maaf jika ada kesalahpahaman terkait insiden di Asrama Mahasiswa
Papua di Kota Surabaya, Sabtu (17/8). Risma meminta semua pihak untuk tak terpancing emosi dan merusak keberagaman, khususnya di Surabaya.
"Saya pikir itu tidak perlu saya, kalau memang itu ada kesalahan di kami di Surabaya, saya mohon maaf," kata Risma saat ditemui di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (19/8).
Sejumlah aksi unjuk rasa terjadi di tanah Papua merespons pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang. Di Manokwari, Papua Barat, aksi berujung kerusuhan. Kantor DPRD dibakar, lalu lintas lumpuh. Aksi juga terjadi di Jayapura dan Kota Sorong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan tersebut, Risma kembali menegaskan tak ada diskriminasi bagi mahasiswa Papua di Surabaya. Bahkan Pemkot Surabaya selalu merangkul mahasiswa Papua di setiap gelaran.
Ia juga menyampaikan pernah mendapat gelar mama Papua dari masyarakat Papua. Risma meminta warga Papua untuk tenang karena ia sendiri yang menjamin keselamatan para anak Papua.
"Saya pastikan, saya pastikan, saya pastikan," tegas dia.
Risma juga berencana mengunjungi Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya untuk meredakan situasi karena kesalahpahaman.
"Habis ini saya ke sana. Sekarang enggak bisa karena sampai Surabaya sudah malam, kemungkinan besok," ujarnya.
Situasi Manokwari memanas usai mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa. Aksi itu merupakan buntut dari penyerangan terhadap asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Situasi panas juga bersumbu dari pernyataan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang berencana memulangkan mahasiswa Papua karena aksi di Malang beberapa waktu lalu.
[Gambas:Video CNN] (dhf/ain)