Medan, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Terpilih
Ma'ruf Amin meminta masalah
Papua diselesaikan dengan berfokus pada problem inti, bukan malah melakukan tindakan yang merusak persatuan.
"Makanya kita kembali, kalau ada kesalahan satu-dua orang kita selesaikan, tapi jangan merusak persatuan Indonesia jadi terganggu," ujarnya, di Medan, Kamis (29/8).
Ma'ruf pun meminta semua pihak menahan diri dan mengedepankan toleransi agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira kita kan punya kesepakatan nasional untuk saling toleransi, menjadi satu bangsa saling menghormati satu sama lain," ujarnya.
Menurut dia, cara-cara penyelesaian masalah dengan melakukan kekerasan atau merusak dan bahkan mengintimidasi bukanlah ciri bangsa Indonesia.
"Saya pikir kita jangan sampai keluar dari kesepakatan nasional itu. Jangan keluar dari empat pilar kebangsaan," cetus Ma'ruf, yang juga menjabat Ketua MUI ini.
Diketahui, situasi di Papua saat ini kembali mencekam akibat demo ricuh. Pembakaran gedung Majelis Rakyat Papua (MRP) pun terjadi. Sehari sebelumnya, anggota TNI dikabarkan tewas saat mengawal demo. Warga protes terutama soal rasialisme.
Rangkaian demo ricuh terkait Papua ini bermula dari pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya akibat rumor perusakan bendera merah putih. Dalam peristiwa ini, oknum TNI disebut melontarkan makian bernada rasial kepada mahasiswa Papua. TNI pun sudah menindak oknum tersebut.
Polisi juga sudah menangkap dan menetapkan seorang korlap demo di depan asrama mahasiswa Papua, Tri Susanti, sebagai tersangka hoaks dan rasialisme. Ia disebut sebagai penyebar rumor perusakan bendera melalui medsos.
[Gambas:Video CNN] (fnr/arh)