Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan bakal menyediakan tempat tinggal sementara untuk para
pencari suaka yang terlantar di trotoar kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Itu dilakukan sebelum mereka dipindah ke gedung milik Kementerian Sosial di Bambu Apus, Jakarta Timur.
Diketahui, puluhan pencari suaka dari berbagai negara kembali bermukim di tepi Jalan Kebon Sirih sejak beberapa hari yang lalu.
"Sampai mereka bisa diterima di Bambu Apus. Jadi kita tidak akan mengusir begitu saja. karena mereka pun tidak punya tempat lain untuk tinggal. Tapi kita siapkan, ini akan dibicarakan tiga pihak," kata Anies Mall Bellatera, Jakarta Utara, Rabu (18/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies belum membeberkan lokasi yang disediakan untuk pencari suaka bermukim. Dia mengatakan masih dibicarakan dengan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemprov DKI Jakarta, Kementerian Sosial dan United Nation United Nations High Commissioner for Refugees(UNHCR) PBB.
Anies juga menjamin tidak akan mengusir para pencari suaka dari wilayah Jakarta. Itu tidak akan dilakukan karena mereka memang tidak memiliki tempat lain untuk ditinggali.
Dia mengaku bakal terus berupaya menyediakan tempat tinggal sementara bagi para pencari suaka sebelum dipindah ke gedung milik Kemensos di Bambu Apus. Anies memastikan pencari suaka juga akan diberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Sampai mereka bisa diterima di Bambu Apus. Jadi kita tidak akan mengusir begitu saja. karena mereka pun tidak punya tempat lain untuk tinggal. tapi kita siapkan, ini akan dibicarakan tiga pihak," kata Anies.
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu mengatakan pencari suaka yang masih terlantar di Kebon Sirih ada sekitar 81 orang. Tujuh di antaranya warga negara Sudan dan 74 asal Afghanistan.
"Totalnya ada 17 kepala keluarga. Jadi siang ini akan dibicarakan pengaturannya seperti apa, (yang disiapkan) kebutuhan dasar MCK," kata Anies.
 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (CNN Indonesia TV) |
Puluhan pencari suaka dari berbagai negara tampak kembali bermukim di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Lokasi tersebut tidak jauh dari kantor UNHCR.
Sebenarnya, mereka telah bermukim di trotoar Kebon Sirih pada Juli lalu. Jumlahnya ratusan hingga mengganggu warga sekitar dan pengguna jalan.
Walhasil, Pemprov DKI Jakarta memindahkan mereka ke kawasan Kalideres, Jakarta Barat pada Agustus. Di sana, mereka tinggal di gedung bekas markas kodim dan diberikan bantuan seperti makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Para pencari suaka lalu diminta tidak lagi menempati gedung bekas markas kodim di Kalideres per akhir Agustus. Pemprov DKI Jakarta ingin berhenti memberikan bantuan lantaran merasa pemerintah pusat dan UNHCR yang lebih berwenang untuk mengurusi para pencari suaka.
"Kita pada prinsipnya, DKI itu memberikan bantuan bersifat kemanusiaan. Kalau bicara kewenangan kami tidak ada kewenangan di sini. Ini adalah kewenangan pusat dan UNHCR," ujar Anies (29/8).
Kemudian, awal September, sebagian besar dari mereka dipindah ke kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Para pencari suaka diberikan uang oleh UNHCR untuk menyewa tempat tinggal dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Akan tetapi, tidak semua para pencari suaka pindah ke kawasan Tebet. Sebagian dari mereka masih menempati gedung di Kalideres. Ada pula yang kembali menempati trotoar Jalan Kebon Sirih.
"Kenyataannya keberadaan mereka di wilayah Jakarta dan ada kebutuhan dasar hidup manusia yang harus dipenuhi, maka kita fasilitasi sebatas bantuan kemanusiaan. Tapi kalau solusi jangka panjang seperti apa, itu di luar kewenangan kami," kata Anies.
[Gambas:Video CNN] (tst/bmw)