Banyuasin, CNN Indonesia -- Lahan konservasi seluas lebih dari 400 hektare di Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Kabupaten Banyuasin,
Sumatera Selatan hangus akibat kebakaran hutan dan lahan (
karhutla) yang terjadi selama 10 hari terakhir.
Walhasil, ratusan ekor hewan dilindungi dari berbagai macam spesies, termasuk gajah sumatera terancam rusak habitatnya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Genman Suhefti Hasibuan mengatakan 10 hari terakhir merupakan masa paling kering dan paling banyak muncul titik api di kawasan tersebut sepanjang September yakni sebanyak 19 titik api.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan sonor, yakni membuka lahan pertanian dengan cara membakar, dikatakan Genman marak terjadi di sekitar kawasan tersebut.
"Melakukan sonor di lahan gambut saat kemarau sangat berbahaya. Abu api bisa berterbangan dan berdampak pada meluasnya kebakaran. Ditambah perambahan liar dan pencurian kayu gelam juga meningkatkan potensi kebakaran," ujar Genman.
Genman menerangkan di kawasan konservasi itu terdapat 114 ekor gajah, 38 di antaranya jinak dan biasa dimanfaatkan untuk membantu pemadaman kebakaran lahan. Di sana juga terdapat beruang, rusa, elang, siamang, serta owa yang terdampak karhutla apabila kawasan tersebut terus meluas kebakarannya.
"Kondisi gajah liar dan binatang lainnya masih cenderung aman karena berada di tengah kawasan yang belum terbakar. Kalau dibilang terdampak, pasti terdampak baik langsung maupun tidak langsung. Ini kan bicara soal lingkungan dan habitat makhluk hidup, sama seperti manusia. Kalau yang terdesak, terjebak, terdampak langsung kami belum dapat laporan," ujar Genman.
Genman menerangkan satwa pada umumnya memiliki insting bertahan hidup dari berbagai macam kejadian bencana, termasuk karhutla.
Apabila mereka merasa terganggu dengan karhutla, tentunya akan menghindar jauh dari lokasi kebakaran. Oleh karena itu pihaknya menyiagakan 68 polisi hutan untuk mencegah karhutla semakin meluas dan mendesak para satwa. Warga yang tinggal di sekitar kawasan pun kadang membantu proses pemadaman
Meskipun ratusan hektare lahan sudah terbakar, ia mengatakan karhutla tahun ini belum separah yang terjadi pada 2015 silam. Kala itu, setidaknya 60 ribu hektare lahan terbakar di SM Padang Sugihan.
 Warga melihat lahan konservasi SM Padang Sugihan yang hangus terbakar. (CNNIndonesia/Hafidz) |
Sementara itu, Kepala Sub Kelompok Kerja Badan Restorasi Gambut (BRG) Sumsel Onesimus Patiung menerangkan dari total 88.148,05 hektare luas SM Padang Sugihan, 63.459,93 hektare (72 persen) merupakan lahan gambut yang perlu dijaga kelembapannya. Dan, sejak 2017, pihaknya telah membangun timbunan sekat kanal agar air yang didapat pada musim hujan tidak langsung mengalir ke sungai.
Lalu pada 2018, terdapat 28 unit timbunan kanal yang sudah dibangun. Pihaknya berharap dapat membangun 9 timbunan kanal baru pada 2019 untuk menyempurnakan upaya restorasi gambut di kawasan tersebut.
"Program pembasahan gambut di SM Padang Sugihan akan dijadikan percontohan untuk program pembasahan gambut di Indonesia dan internasional. Selain infrastruktur, keterlibatan masyarakat juga tidak kalah penting untuk turut menjaga kawasan SM agar tidak terbakar," katanya.
Gubernur Sumut Instruksikan Posko KarhutlaSementara itu di Medan, untuk mengantisipasi dan mencegah karhutla, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menginstruksikan setiap kabupaten/kota membentuk posko kesehatan akibat asap dan membagikan masker kepada masyarakat yang terdampak.
"Memang dampak yang kita rasakan kecil, karena kita diselamatkan hujan. Sumatera Utara sedang sering hujan, kalau tidak kita bisa jadi penyumbang asap. Saya pernah meninjau langsung lokasi kebakaran hutan, hanya 10 menit saja tidak tahan, bayangkan betapa menderitanya warga yang merasakan berhari-hari," ujar Edy.
 Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.(ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) |
Mantan Pangkostrad itu pun mengatakan asap yang menyelimuti wilayah Sumut bukan hanya kiriman dari Riau, juga akibat karhutla di pinggiran Danau Toba dan Labuhanbatu. Oleh karena itu, Edy meminta aparat kepolisian agar segera mencari dan mendapatkan pelaku.
"Kepada Polisi saya sudah minta untuk segera mencari dan mendapatkan para pelaku, kita akan lakukan tindakan tegas, hingga pada pencabutan izin bila memang ada perusahaan yang lalai yang mengakibatkan Karhutla," ujarnya.
Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI MS Fadhilah menyampaikan, terjadinya Karhutla 95 % karena ulah manusia.
"Kebakaran hutan ini 95 % karena ulah manusia, ada yang tingkatnya kecil hingga tingkat korporasi, motivasinya pun beragam: ada motivasi karena tuntutan ekonomi, ada juga yang termotivasi melakukan karhutla karena urusan politik," katanya.
Sementara itu, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto menyampaikan untuk wilayah Sumut ada tiga daerah yang rawan Karhutla dan perlu diwaspadai yakni Mandailing Natal, Labuhanbatu Selatan, dan Taman Nasional Gunung Leuser.
[Gambas:Video CNN] (idz,fnr/kid)