Jakarta, CNN Indonesia --
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggandeng Gojek untuk merealisasikan Smart Province di wilayahnya. Decacorn asal Indonesia itu diajak Ganjar untuk mengimplementasikan Peraturan Daerah (Perda) provinsi cerdas yang telah meluncur pada 31 Agustus 2019.
Konsep provinsi cerdas itu meliputi lingkungan tempat tinggal yang layak (
smart society), harmonisasi tata ruang (
smart living), sekaligus sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat (
smart economy). Ganjar juga mengatakan, seluruh konsep tersebut akan diterapkan dengan basis Informatika dan Teknologi.
"Prinsipnya kan untuk menerapkan sistem pelayanan mudah, murah dan cepat. Seiring perkembangan zaman, digitalisasi tidak akan terhindarkan," ucap GanjarPranowo, di KantorGojek, Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2019).
 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berdiskusi dengan CEO Gojek Nadiem Makarim dan petinggi Gojek lainnya, Jumat, (20/9/2019)/ Foto: Pemprov Jawa Tengah |
Perda provinsi cerdas tersebut juga sebagai peningkat daya tarik wisata (
smart branding), pengembangan tata kelola hutan, sampah, limbah, energi (
smart environment), serta pelayanan publik yang mudah, murah, cepat, dan tuntas melalui SPBE (
smart government) juga akan menjadi konsep penerapannya.
Menurut Ganjar apa yang telah dilakukan Gojek melalui platform yang tersedia bisa disinergikan dengan konsep tersebut.
"Apa yang dilakukan kawan-kawan di Gojek ini sangat menginspirasi, karena bisa menyelesaikan banyak persoalan. Agar lebih mudah dalam operasionalnya maka jalinan kerjasama ini sangat dibutuhkan. Tidak menutup kemungkinan akan bekerjasama dengan platform lainnya," katanya.
Saat ini di Jawa Tengah, Gojek telah menjalin kerja sama dengan Trans Semarang serta pembayaran pajak. Oleh karena itu, dalam waktu dekat Jawa Tengah diakui sebagai provinsi yang siap untuk menerapkan
Smart Province.
 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan kunjungan ke Kantor Gojek, Blok M, Jakarta Selatan, Jumat, (20/9/2019)/ Foto: Pemprov Jawa Tengah |
CEO Gojek, Nadiem Makarim mengatakan banyak hal yang bisa direlasikan antara Jawa Tengah dengan Gojek. "Secara garis besar yang paling memungkinkan adalah sektor UMKM, transportasi,
online tiket wisata, pengangkutan, promosi kalender
event dan pajak," ucap Nadiem Makarim.
Terlebih lagi, kekuatan Gojek di Jawa Tengah sudah cukup besar, karena telah menggandeng kemitraan dengan 30 ribu UMKM, 100 ribu
goride dan 30 ribu
gocar. Hal tersebut juga didukung dengan banyaknya transaksi yang dilakukan, per Agustus sudah ada 4,1 juta transaksi.
"Namun ujung-ujungnya adalah pemberdayaan UMKM dan pelayanan. Dengan begitu taraf perekonomian serta layanan masyarakat akan naik," ucapnya.
(adv/adv)