Palembang, CNN Indonesia -- Lebih dari 50
pelajar berseragam putih abu-abu digelandang aparat Polresta
Palembang saat hendak menggelar unjuk rasa di Kambang Iwak Jalan Tasik, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (26/9).
Informasi dihimpun, para para pelajar dari berbagai daerah di Sumatera Selatan mendapatkan pesan berantai untuk menggelar aksi unjuk rasa serupa di Jakarta menolak RKUHP. Pesan berantai diduga menyebar melalui aplikasi bertukar pesan dan media sosial.
Polisi yang mengetahui ada penggalangan massa di lokasi tersebut segera mengirim pasukan untuk mengamankan para pelajar. Melihat datangnya polisi, para pelajar segera membubarkan diri. Namun sebagian masih sempat diamankan polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang tertangkap kemudian digelandang di Pos Polisi Jembatan Ampera untuk dilakukan pendataan.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, para pelajar dijemur di bawah terik sinar matahari seraya disuruh membuka seragam dan bertelanjang dada. Mereka ditanyai identitas, dimintai cap sidik jari, serta difoto untuk didata kepolisian.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Didi Hayamansyah mengatakan, pelajar yang diamankan berasal dari beberapa STM, SMK, dan SMA yang berbeda-beda dari beberapa daerah Sumsel.
"Bukan hanya dari Palembang saja, ada juga dari OKI dan Banyuasin. Sejauh ini ada 54 yang kita data, masih terus kita lakukan pendataan. Kita amankan, kita khawatir adik-adik kita terprovokasi untuk melakukan perusakan dan lain sebagainya. Ini tidak kita benarkan," ujar Didi.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, para pelajar hendak melakukan unjuk rasa menolak RKUHP berdasarkan pesan berantai di media sosial yang belum diketahui berasal dari mana. Pihaknya saat ini tengah menyelidiki asal mula pesan berantai tersebut.
Kini pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Sumsel untuk memanggil para kepala sekolah yang siswanya ikut tertangkap. Polisi tidak memperbolehkan siswa yang tertangkap untuk pulang sebelum dijemput oleh pihak sekolah.
"Kita data dan ajak Kepala sekolahnga di sini untuk dibawa ke orang tua masing-masing dilakukan pembinaan. Kami imbau sekolah, Babinsa, Bhabinkamtibmas, camat, luhar datangi sekolah dan mengimbau siswa tidak berkeliaran apalagi terprovokasi melakukan perusakan atau menolak revisi UU. Kwajiban mereka sekarang sekolah," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo mengatakan beberapa siswa yang diamankan polisi tersebut ada yang sengaja bolos untuk ikut unjuk rasa.
"Pesan berantai itu memang ada. Saya minta kepala sekolah untuk mencermati itu agar siswanya tidak mudah dibujuk oleh pesan-pesan seperti itu," ujar Widodo.
Tak hanya di Palembang, Polres Cianjur, Jawa Barat, juga mengamankan ratusan pelajar dari beberapa SMK di wilayah itu karena diduga akan berangkat ke Jakarta mengikuti aksi unjuk rasa menolak RKUHP.
"Rencananya mereka akan melanjutkan perjalanan ke pusat Kota Cianjur untuk menyatakan kesepakatan sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta," kata Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto, Kamis (26/9) seperti dikutip
Antara.
Polisi mengamankan pelajar tersebut setelah mendapatkan informasi dari warga bahwa ada ratusan pelajar yang sedang berkumpul dan akan berangkat ke Jakarta.
Setelah didata, para pelajar dibina di Polres Cianjur sebelum diserahkan kembali ke pihak sekolah dan orang tuanya masing-masing.
"Pihak sekolah, orang tua dan instansi terkait akan kami panggil," kata Andi.
Para pelajar SMK diketahui turut menyuarakan penolakan RKUHP di depan Gedung DPR pada Rabu (25/9) siang. Namun, sebagian dari mereka mengaku turun ke jalan karena simpati saja. Tak seluruhnya tahu mengenai RUU-RUU yang disuarakan para mahasiswa dan pegiat untuk ditolak pengesahannya.
Unjuk rasa para pelajar SMK itu pun berujung ricuh yang terjadi di belakang Gedung DPR, Jalan Palmerah Timur. Ricuh itu berlangsung hingga malam hari, namun massa tak diketahui apakah masih para pelajar SMK atau sudah bercampur dengan kelompok lain.
[Gambas:Video CNN] (idz/kid)