Keluarga Mahasiswa Kendari Tolak Jasad Diautopsi Dokter Polri

CNN Indonesia
Kamis, 26 Sep 2019 18:57 WIB
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan keluarga dari Randi, Mahasiswa Kendari yang tewas, menolak autopsi dilakukan dokter dari polisi.
Keluarga Mahasiswa Kendari Tolak Jasad Diautopsi Dokter Polri. (Istockphoto/Nito100)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan keluarga dari Himawan Randi, mahasiswa Kendari yang meninggal di tengah aksi hari ini menolak autopsi dilakukan dokter dari polisi.

"Keluarga tidak mau autopsi dari Bhayangkara," ujar Sunanto kepada program Breaking News CNNIndonesia TV lewat sambungan telepon, Kamis (26/9) malam.

Sunanto menyatakan dirinya saat ini berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abunawas, Kota Kendari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sunanto mengatakan seluruh masyarakat Muhammadiyah berduka atas kematian Randi. Pasalnya, diakui Sunanto, Randi adalah salah satu kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Sunanto menyatakan secara kelembagaan pihaknya mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk memimpin investigasi atas penyebab kematian Randi.

"Kami minta kapolri pimpin investigasi langsung persoalan ini karena ini bencana bagi kami dan menindak tegas anggotanya yang sudah sangat biadab," ujar Sunanto.

Sunanto menginstruksikan kepada seluruh kader IMM untuk tetap solid memperjuangkan aspirasi yang diperjuangkan dalam gelombang aksi mahasiswa di seluruh Indonesia dalam sepekan terakhir.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua IMM Sulawesi Tenggara Marsono membenarkan apa yang disampaikan Sunanto soal penolakan keluarga Randi.

"Kami sudah komunikasi dengan keluarga. Pihak keluarga tak mau autopsi di RS Bhayangkara karena khawatir nanti indepedensinya tidak steril," kata Marsono saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Randi merupakan mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo yang mengikuti aksi mahasiswa di Kendari menolak pengesahan RKUHP dan RUU kontroversial lain, serta batalkan revisi UU KPK.

Randi yang berada di tengah massa aksi di samping Gedung DPRD Sultra tiba-tiba terjatuh. Ia pun langsung dilarikan rekan-rekannya ke Rumah Sakit Korem karena jaraknya lebih dekat dari lokasi kejadian. Namun dalam perjalanan, nyawa korban tak bisa diselamatkan.

Dari RS Korem, lalu jasad dibawa ke RSUD Abunawas.

Danrem 143 Haluoleo Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto membenarkan terkait meninggalnya Randi. Menurutnya, Randi meninggal saat dibawa ke rumah sakit.

Yustinus mengatakan terdapat luka di bagian dada sebelah kanan. Namun dia tak bisa memastikan penyebab luka tersebut.

"Saya lihat langsung ke sana ada luka di bagian dada sebelah kanan," kata Yustinus kepada CNN Indonesia TV.

"Apakah itu luka tembak atau luka tusuk, kami belum bisa pastikan. Kami tunggu hasil autopsi Rumah Sakit Abu Nawas," tambahnya.

Yustinus mengatakan selain Randi yang meninggal, ada seorang mahasiswa lain dalam kondisi kritis. Yustinus mengatakan mahasiswa bernama Yusuf itu mengalami luka di kepala bagian kepala dan dirawat intensif di RS Bahteramas.


[Gambas:Video CNN] (kid,ain/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER