Jakarta, CNN Indonesia -- Karopenmas Divisi Humas
Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya telah menangkap pembuat group
WhatsApp pelajar
STM yang sempat beredar di media sosial. Namun, Dedi masih enggan mendetail sosok yang ditangkap polisi tersebut.
"Ya, nanti siang jam 1 dirilis," kata Dedi kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (2/10).
Dedi sempat mengatakan akan melakukan pelacakan terhadap akun-akun yang menyebar tangkapan layar percakapan tersebut di media sosial. "Ya biasa propaganda di media sosial. Kita akan lacak dan profiling akun-akun tersebut," kata Dedi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa waktu lalu beredar viral tangkapan layar percakapan di salah satu grup yang menampilkan sejumlah percakapan. Di dalam percakapan itu mereka menanyakan keberadaan uang yang sepertinya dijanjikan oknum lain. Hal tersebut terlihat dari beberapa percakapan mereka yang menanyakan keberadaan uang serta sosok koordinator. Percakapan itu diduga terjadi saat aksi demonstrasi mengawal rapat paripurna DPR RI, Senin (30/9) kemarin.
Tangkapan layar tersebut dibagikan salah satunya oleh akun @OneMurtadha. Melalui akun tersebut ia menyebutkan nama pemodal alias bohir yang dituding menjanjikan uang kepada pelajar-pelajar tersebut.
Kicauan akun tersebut sendiri sudah dihapus ketika para netizen 'memborbardirnya' bahwa nomor-nomor telepon yang ada di dalam grup whatsapp itu ternyata milik anggota polisi. Hal tersebut dilihat dari aplikasi yang bisa melacak nomor dan pemiliknya, di mana para netizen menyertakan tangkapan layar nomor yang diduga milik sejumlah petugas kepolisian. Ada pula yang mengkritisi keberadaan nomor dengan kode negara +1 pada grup whatsapp itu.
Kemarin, Dedi mengatakan Polri telah menetapkan empat orang sebagai tersangka kasus percakapan grup WhatsApp pelajar STM yang menamakan diri sebagai grup 'STM ALLBASE'.
"Sudah ada empat tersangka, nanti setelah ditangkap disampaikan," kata Dedi saat dikonfirmasi, Selasa (1/10).
Meski begitu, Dedi masih enggan mengungkapkan identitas para tersangka. Menurutnya, saat ini kasus tersebut masih dalam proses pengembangan.
[Gambas:Video CNN] (ctr/kid)