Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak keluarga mengaku ingin mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas kematian
Akbar Alamsyah yang diduga mengalami kekerasan dalam
unjuk rasa di sekitar
Gedung DPR/MPR RI beberapa waktu lalu.
Saat ini, pihak keluarga masih menenangkan diri usai ditinggal anak kedua dalam keluarga tersebut.
"Untuk saat ini belum dulu ya [proses hukum], tapi enggak tahu ke depan gimana," kata kakak perempuan Akbar, Fitri Rahmayani, kepada wartawan setelah pemakaman, di Jakarta, Jumat (11/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga korban menduga Akbar menghembuskan nafas terakhirnya bukan karena jatuh dari pagar. Menurutnya, terdapat sejumlah kejanggalan dari wafatnya anak kedua keluarga tersebut.
Iriawan, suami dari Fitri yang juga mendampingi keluarga korban, mengatakan bahwa hingga kini ponsel milik Akbar belum ditemukan.
[Gambas:Video CNN]"Logikanya, kalau diambil orang sudah tidak aktif [nomornya]. Nomor pasti dibuang kan? Berarti ada sesuatu atau tidak tahu juga sih, maksudnya nomor kok tidak dibuang," kata Iriawan.
Meskipun belum menentukan langkah pengusutan kasus selanjutnya, keluarga tetap terbuka untuk menerima bantuan hukum. Keluarga ingin mengetahui akar masalah dibalik meninggalnya Akbar.
"Ingin banget. Kami cuma ingin tahu orang [yang bertanggung jawab]-nya siapa. Kami cuma ingin tahu dia ngapain adik saya. Kalau ke depan
dijadiin (diproses) hukum, kita enggak tahu sih," imbuh Iriawan.
Sebelumnya, Akbar Alamsyah sempat hilang usai kerusuhan di Gedung MPR/DPR RI pada 25 September 2019 meninggal dunia di RSPAD, Jakarta.
Keluarga menemukan Akbar sudah dalam keadaan kritis beberapa waktu setelahnya. Ia pun akhirnya dilarikan ke RSPAS Gatot Soebroto untuk perawatan.
Sebelumnya, Polri menyebut Akbar terjatuh dari pagar dan bukan korban kekerasan polisi.
"Sementara, dugaannya bahwa yang bersangkutan luka bukan akibat kekerasan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Asep Adi Saputra.
(mjo/arh)