Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah kelompok mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) perguruan tinggi di Surabaya, menyatakan tak akan melakukan aksi demonstrasi jelang pelantikan presiden, 20 Oktober mendatang.
Presiden BEM Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya, Ongki Fahrurrozi mengungkap pihaknya tak akan melakukan aksi unjukrasa dalam waktu dekat.
"Ketika melihat situasi hari ini rasanya kita tidak perlu lagi mendesak Presiden Jokowi menerbitkan Perppu tentang KPK," kata Ongki, saat ditemui di Surabaya, Jumat (18/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak adanya aksi turun ke jalan tersebut lantaran, BEM Uinsa ingin menjaga situasi kondusif negeri, sebab menurut Ongki, prosesi pelantikan presiden juga harus tetap berjalan, demi stabilitas negeri.
"Kita sebagai mahasiswa, akademis dan intelektual, kita akan mengutamakan kondusif dan nama baik negara kita, adat dan etika kita, kepada presiden dan wakil presiden terpilih dari rakyat dan melalui jalur yang sah," katanya.
Ongki pun mengusulkan agar para mahasiswa kini menempuh jalur hukum dan jalur konstitusional, untuk mengawal sejumlah tuntutan yang selama ini mahasiswa suarakan, salah satunya soal polemik UU KPK yang baru.
Ongki pun mengajak para mahasiswa untuk melakukan upaya judicial review UU KPK yang bar ke Mahkamah Konstitusi (MK). Hal itu dinilainya lebih memiliki kepastian dan ketepatan hukum.
"Kita akan menempuh jalur hukum, melalui jalur konstitusi, contoh yang paling jelas adalah judicial review, bagaimana kita mengajukan banding ke MK, karena kalau hasil dari MK itu sangat inkrah," kata dia.
Senada, Ketua BEM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Agung Tri Putra mengatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan aksi demonstrasi. Mereka akan menjaga kondusif sosial politik Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Kendati tak melakukan aksi unjuk rasa, BEM Unair tetap akan memperjuangkan aspirasi dan tuntutan kepada pemerintah melalui berbagai saluran komunikasi, sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kami tidak akan turun ke jalan, tapi bukan berarti kami tidak mengkritisi. Kami akan kawal tuntutan mahasiswa dan pelaksanaan visi misi presiden - wakil presiden pasca pelantikan nanti," kata Agung, melalui keterangan tertulisnya.
Sementara itu, Rektor Unair, M. Nasih mengapresiasi langkah BEM Unair tersebut. Ia juga mengimbau seluruh pihak tetap mengedepankan sikap saling menghormati dan sikap kedewasaan dalam menyikapi keberbedaan.
Ia mengatakan, pelantikan presiden pada 20 Oktober mendatang adalah moment kenegaraan.
(frd/age)