Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya membantah mengeluarkan instruksi untuk pengamanan umat Katolik dan Kristen yang menjalankan ibadah pada Minggu (20/10) mendatang.
Tak hanya itu, kepolisian juga membantah bahwa situasi keamanan jelang pelantikan presiden-wakil presiden adalah siaga 1.
Informasi tentang dua hal tersebut diketahui beredar lewat aplikasi pesan singkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polda Metro Jaya enggak membuat (pesan berantai yang beredar melalui WhatsApp)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Jumat (18/10).
Berikut isi pesan berantai yang diterima CNNIndonesia.com:
Polda Metro Jaya menginformasikan kepada seluruh Mapolda di Indonesia, disosialisasikan pada seluruh umat dan rumah ibadah gereja pada khususnya, dalam kondisi siaga 1.
Untuk umat gereja1. Umat di minta untuk tidak membawa tas besar/ransel di ibadah minggu2. Sebisa mungkin yang membawa sepeda motor untuk melepaskan helm atau penutup kepala (massker) ketika masuk ke halaman gereja.3. Yang memakai kendaraan online tidak di perkenakan naik/turun penumpang di dalam area gereja atau di bahu jalan di depan gereja.4. Peduli dengan siapa disamping kiri kanan anda, dengan datang kegereja dan memberi salama dengan umat yang duduk di samping kanan kiri anda.Untuk pelayan bertugas1. Bertugas di pintu kiri dan kanan, sebisa mungkin kenali umat gereja anda2. Perkecil ruang gerak dengan menutup pintu samping, jadi hanya pintu utama yang di buka.3. Diharapkan semua rekan majelis atau pelayan gereja melakukan tugasnya sesuai "jadwal" dan bila berhalangan, supaya mencarikan pengganti agar komposisi yang bertugas sesuai Jumlah.Untuk security1. Bahu jalan di depan gereja harus "steril" dengan parkir mobil2. Pintu pagar gereja hanya dibuka, sebatas badan dan motor.3. Masuk ke ruang ibadah hanya melalui "pintu utama" Gereja, yang dijaga oleh presbiter bertugas atau relawan yang piket.4. Pintu samping kiri Gereja ditutup dan security atau relawan yang bertugas hanya membukanya bila dibutuhkan.5. Jemaat yang naik turun dari kenderaan pribadi atau Angkutan Umum dihimbau supaya jangan turun persis di depan gereja6. Diimbau kepada umat yang naik gojek, agar jangan turun di depan gereja7. Jemaat yang memakai motor, sebelum masuk gereja harus membuka helm dan penutup hidung (masker) (dis/age)