Gubernur Sumut: Teroris Itu Pemahaman Orang Sakit Jiwa

CNN Indonesia
Selasa, 19 Nov 2019 19:15 WIB
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menganggap orang pada umumnya menghindari kematian, bukan malah bunuh diri seperti yang dilakukan terduga teroris di Medan
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Medan, CNN Indonesia -- Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyebut teroris yang meledakkan bom bunuh diri mengalami penyakit kejiwaan. Menurutnya, orang waras cenderung menghindari kematian, bukan malah bunuh diri.

Edy bicara demikian mengomentari peledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pekan lalu.

"Teroris itu pemahaman orang sakit jiwa, bukan radikal. Di mana-mana orang takut mati, dia malah bunuh diri, itu kan sakit jiwa," ujar Edy, Selasa (19/11/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edy juga turut mengomentari paham radikal yang dianut para teroris. Menurutnya, radikalisme adalah paham yang keliru karena membuat seseorang melakukan tindakan merugikan. Baik terhadap orang lain mau pun dirinya sendiri.

"Itu termasuk paham yang salah, bahwa kalau nanti saya ledakkan orang lain, menjadi cedera orang lain, orang lain jadi korban, saya jadi korban, saya masuk surga. Itu termasuk pemahaman yang salah itu," imbuh Edy.

"Itu bukan orang kita itu. Orang sakit jiwa itu. Orang yang radikal itu, orang yang punya pemahaman berbeda tapi memaksakan kehendak," lanjutnya.
Edy lalu meminta masyarakat agar menghidupkan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling) untuk mencegah penyebaran paham radikal di Sumatera Utara. Dia meminta masyarakat agar lekas melapor kepada pihak berwajib bila ada kegiatan atau kelompok mencurigakan.

Edy mengatakan bahwa telah ada aturan wajib lapor 1x24 jam kepada RT dan RW bagi tamu yang datang. Akan tetapi, menurutnya, siskamling juga perlu dihidupkan kembali untuk mengoptimalkan pengawasan di masyarakat.

"Semua ini dihidupkan kembali siskamling. Ada tamu-tamu mencurigakan apapun dilakukan di setiap rumah itu harus diketahui. Itu gunanya Babinsa, itu gunanya Babinkamtibmas, itu gunanya RT dan RW, kepala desa, jadi berjenjang dia," bebernya.

Ledakan terjadi di Mapolrestabes Medan pada pukul 08.45 WIB, Rabu lalu (13/11). Terduga pelaku adalah RMN yang tewas seketika saat bom meledak.

Ada 6 orang luka akibat kejadian tersebut. Mereka di antaranya 4 anggota polisi, 1 pegawai lepas, dan 1 warga sipil. Hanya pelaku yang menjadi korban tewas.
[Gambas:Video CNN]
Ledakan bom bunuh diri tersebut juga mengakibatkan sejumlah kendaraan rusak. Tiga di antaranya kendaraan dinas dan satu kendaraan pribadi.

Sejauh ini, kepolisian sudah mengamankan istri dan mertua RMN. Kepolisian menduga RMN terpapar radikalisme dari istrinya yang kerap mengunjungi terpidana kasus terorisme di lembaga pemasyarakatan.

Selain itu, Kepolisian juga menangkap puluhan terduga teroris di berbagai wilayah setelah terjadi ledakan di Mapolrestabes Medan. Di Medan sendiri ada 26 orang yang ditangkap.
(fnr/bmw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER