Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP PDIP
Djarot Saiful Hidayat membantah anggapan yang menyebut pengangkatan tujuh
staf khusus presiden Joko Widodo dari kalangan milenial membuat birokrasi di Istana makin gemuk.
Ia justru menilai kehadiran tujuh stafsus milenial itu dapat memberikan alternatif solusi kepada presiden agar birokrasi Indonesia dapat berjalan fleksibel dan tak kaku ke depannya.
"Oh bukan [jadi gemuk], dengan masuknya darah-darah muda seperti ini maka ini akan membikin terobosan supaya birokrasi kita tidak kaku, dan tidak antiperubahan. Bagaimana birokrasi kita itu akan bisa menjangkau tantangan tuntutan zaman 5 tahun 10 tahun ke depan," kata Djarot di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Jumat (22/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Djarot mengatakan fenomena birokrasi di Indonesia saat ini banyak yang menyulitkan masyarakat. Terlebih lagi, banyak peraturan saat ini yang tumpang tindih satu sama lain sehingga proses pelayanan publik kepada masyarakat makin rumit.
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) |
Melihat hal itu, Djarot meyakini banyak ide-ide segar dari para stafsus itu mampu berkontribusi dalam memangkas rumitnya birokrasi di Indonesia saat ini.
"Bukankah Pak Jokowi juga bercita-cita untuk menggodok apa namanya omnibus law yang bagaimana yang gak karu-karuan itu saya paham betul ya karena saya di birokrasi, aturan itu itu mengikat kita kita Lambat di dalam menghadapi persaingan global," kata dia.
Selain itu, Djarot mengapresiasi keputusan Jokowi untuk merekrut mayoritas stafsusnya dari kalangan milenial. Ia menyatakan stafsus Jokowi itu bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk lebih bisa berkontribusi bagi bangsa meski masih muda.
[Gambas:Video CNN]Ia pun berharap pelbagai kebijakan dan program prioritas Jokowi selama lima tahun ke depan dapat diimplementasikan dengan baik dengan kolaborasi tersebut.
"Ini melampaui batas-batas batas-batas birokrasi, karena anak muda sangat kreatif, inovasi dan kreativitas itu melampaui aturan birokrasi yang kaku," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan pengangkatan jajaran staf khusus presiden Joko Widodo atau Jokowi bertolak belakang dengan semangat dan prinsip efisiensi birokrasi dan anggaran yang dicanangkan presiden dalam program prioritas pemerintah.
"Dikhawatirkan, para staf khusus tersebut akan semakin membuat gemuk birokrasi di lingkungan istana," kata Saleh.
Menurut Saleh para pembantu presiden untuk menjalankan roda pemerintahan selama lima tahun ke depan sudah sangat banyak.
(rzr/ain)