
Pembobolan Bank DKI, Berapapun Dana Ditarik Terpotong Rp4.000
CNN Indonesia | Jumat, 22/11/2019 22:14 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus bobolnya ATM Bank DKI yang diduga dilakukan oleh sejumlah oknum Satuan Polisi Pamong Praja diduga berawal dari penarikan uang di ATM Bersama oleh terduga pelaku.
Saat kasus terjadi, berapapun dana yang ditarik, uang yang berkurang hanya Rp4.000.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan kabar ini kemudian beredar. Hal yang sama kemudian dilakukan oleh pelaku lain.
"Mengambil uang di ATM Bersama sesuai dengan apa (jumlah) yang diinginkan, kemudian yang terpotong dalam rekeningnya itu Rp4.000," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jumat (22/11).
Penarikan ini terjadi sejak April lalu hingga Oktober dan dilakukan berulang kali oleh para pelaku. Sejauh ini, pelaku penarikan diduga berjumlah 41 orang.
Pihak Bank DKI sendiri diketahui telah diperiksa oleh kepolisian untuk mengetahui perihal sistem keamanan yang mereka miliki. Bank DKI, kata Yusri, saat ini juga masih mendalami ihwal sistem keamanan miliknya.
Dari hasil audit Bank DKI juga diketahui bahwa kerugian mencapai Rp50 miliar. Mulanya, kerugian yang diakibatkan aksi pembobolan itu ditaksir sekitar Rp32 miliar.
"Hasil audit yang ada dikatakan bahwa hampir sekitar Rp50 miliar," ucap Yusri.
Sebelumnya, polisi telah memanggil 41 orang yang diduga terlibat dalam kasus pembobolan Bank DKI. Namun, dari 41 orang itu, hanya 25 orang saja yang memenuhi panggilan.
[Gambas:Video CNN]
"Hasil pemeriksaan awal, ternyata berkembang menjadi 41 oang yang diduga sudah melakukan. Sebanyak 41 orang yang dilakukan pemeriksaan, tapi 25 orang yang hadir untuk diperiksa," kaya Yusri di Polda Metro Jaya, Jumat (22/11).
Meski begitu, sampai saat ini kepolisian belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Pasalnya, sampai saat ini proses penyelidikan masih berlangsung.
Bank DKI Jakarta diketahui melaporkan kasus dugaan pembobolan ATM oleh oknum anggota Satpol PP ke kepolisian. Mereka diduga mengambil uang Rp32 miliar secara bertahap, namun saldo rekeningnya tak berkurang.
Kepala Satpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat telah membenarkan soal anggotanya yang dipanggil Polda Metro Jaya terkait kasus tersebut. Dia adalah MO yang diperiksa dengan dugaan pencucian uang.
Sementara itu, Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin menyebut pembobolan Bank DKI diduga dilakukan oleh 12 anggotanya. Pembobolan terjadi sepanjang Mei hingga Agustus dengan total nominal mencapai Rp32 miliar.
"Ini menurut pengakuan mereka sudah lama. Bukan dalam sekali ambil sebesar itu, tidak. Ada yang bilang sejak Mei 2019, lanjut sampai Agustus," kata Arifin, Senin (18/11) lalu. (dis/sur)
Saat kasus terjadi, berapapun dana yang ditarik, uang yang berkurang hanya Rp4.000.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan kabar ini kemudian beredar. Hal yang sama kemudian dilakukan oleh pelaku lain.
"Mengambil uang di ATM Bersama sesuai dengan apa (jumlah) yang diinginkan, kemudian yang terpotong dalam rekeningnya itu Rp4.000," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jumat (22/11).
Penarikan ini terjadi sejak April lalu hingga Oktober dan dilakukan berulang kali oleh para pelaku. Sejauh ini, pelaku penarikan diduga berjumlah 41 orang.
Pihak Bank DKI sendiri diketahui telah diperiksa oleh kepolisian untuk mengetahui perihal sistem keamanan yang mereka miliki. Bank DKI, kata Yusri, saat ini juga masih mendalami ihwal sistem keamanan miliknya.
Dari hasil audit Bank DKI juga diketahui bahwa kerugian mencapai Rp50 miliar. Mulanya, kerugian yang diakibatkan aksi pembobolan itu ditaksir sekitar Rp32 miliar.
"Hasil audit yang ada dikatakan bahwa hampir sekitar Rp50 miliar," ucap Yusri.
Sebelumnya, polisi telah memanggil 41 orang yang diduga terlibat dalam kasus pembobolan Bank DKI. Namun, dari 41 orang itu, hanya 25 orang saja yang memenuhi panggilan.
[Gambas:Video CNN]
"Hasil pemeriksaan awal, ternyata berkembang menjadi 41 oang yang diduga sudah melakukan. Sebanyak 41 orang yang dilakukan pemeriksaan, tapi 25 orang yang hadir untuk diperiksa," kaya Yusri di Polda Metro Jaya, Jumat (22/11).
Meski begitu, sampai saat ini kepolisian belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Pasalnya, sampai saat ini proses penyelidikan masih berlangsung.
Bank DKI Jakarta diketahui melaporkan kasus dugaan pembobolan ATM oleh oknum anggota Satpol PP ke kepolisian. Mereka diduga mengambil uang Rp32 miliar secara bertahap, namun saldo rekeningnya tak berkurang.
Kepala Satpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat telah membenarkan soal anggotanya yang dipanggil Polda Metro Jaya terkait kasus tersebut. Dia adalah MO yang diperiksa dengan dugaan pencucian uang.
Sementara itu, Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin menyebut pembobolan Bank DKI diduga dilakukan oleh 12 anggotanya. Pembobolan terjadi sepanjang Mei hingga Agustus dengan total nominal mencapai Rp32 miliar.
"Ini menurut pengakuan mereka sudah lama. Bukan dalam sekali ambil sebesar itu, tidak. Ada yang bilang sejak Mei 2019, lanjut sampai Agustus," kata Arifin, Senin (18/11) lalu. (dis/sur)
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA

Pakar IT Sebut ATM Dibobol Satpol PP Kesalahan Mesin Bank DKI
Teknologi • 19 November 2019 20:50
Anies Baswedan Pastikan Bank DKI 'Go Public' Tahun Ini
Ekonomi • 02 January 2019 14:14
Bank DKI Incar 10 Persen Pengguna Go-Jek Pakai JakOne Mobile
Ekonomi • 07 November 2017 14:34
Bos Bank DKI Beberkan Alasan e-Money Tak Dibagikan Gratis
Ekonomi • 21 September 2017 08:11
TERPOPULER

FPI Protes Keras Anies soal Penghargaan Diskotek dan Izin DWP
Nasional • 3 jam yang lalu
Mengenal Teknik Serangga Mandul Batan yang Bisa Cegah DBD
Nasional 13 jam yang lalu
FPI Minta Anies Cerdas dan Kreatif soal DWP dan Diskotek
Nasional 1 jam yang lalu