Palembang, CNN Indonesia -- Tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Pagar Alam,
Sumatera Selatan anjlok hingga 80 persen setelah marak konflik
harimau dengan manusia.
Pengusaha penginapan villa merugi ratusan juta dan merumahkan karyawannya karena banyak pembatalan pemesanan sewa villa dan kamar.
Salah satu pengusaha villa di Pagar Alam, Muhammad Ramadian mengatakan dirinya mengelola 22 vila dan satu restoran di kawasan wisata Gunung Dempo. Sejak peristiwa penyerangan harimau pada pertengahan November, hingga saat ini setidaknya ada 130 pembatalan pemesanan penginapan. Restorannya yang mengandalkan kunjungan wisatawan pun sepi.
Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, banyak wisatawan yang sudah memesan sejak satu bulan sebelum momen libur pergantian tahun. Kebanyakan pembatalan tersebut dilakukan oleh para pelanggan yang merupakan karyawan yang hendak mengadakan acara perusahaan di waktu libur akhir tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tahun-tahun kemarin kami yang menolak pesanan karena sudah penuh, sekarang mereka yang membatalkan pesanan. Kebanyakan mereka takut datang ke Pagar Alam karena isu harimau ini," ujar Ramadian.
Akibat pembatalan tersebut, dirinya mengaku merugi hingga Rp180 juta. Untuk menutupi kerugian tersebut, Ramadian mengaku terpaksa memberhentikan empat dari total 28 pegawainya.
"Restoran mungkin akan saya tutup juga, sudah rugi karena sepi. Kemungkinan karyawan yang saya berhentikan juga akan bertambah kalau restoran ditutup," kata dia.
Atas melesunya perekonomian, dirinya berharap Pemkot Pagar Alam mengambil tindakan agar penurunan tidak semakin anjlok. Konflik harimau dengan manusia belakangan ini merupakan pukulan telak bagi masyarakat dan pengusaha yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata.
"Kita juga minta dispensasi untuk keringanan pajak, karena gara-gara kejadian ini kami rugi banyak. Ini sama kaya bencana alam, kalau terus-terusan seperti ini bisa tutup semua usaha orang-orang," kata dia.
Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) beristirahat di Dharmasraya, Sumatera Barat. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean) |
Sementara itu, Adin (40) pedagang bakso di kawasan Tugu Rimau, Taman Wisata Gunung Dempo berujar, lokasi yang biasanya padat pengunjung menjelang pergantian tahun saat ini sangat sepi. Belum lagi dampak ditutupkan jalur pendakian Gunung Dempo serta pelarangan untuk berkemah, pengunjung yang datang sudah sangat berkurang.
"Biasanya banyak yang nginap, bawa tenda berkemah sekarang sepi. Biasanya mobil itu antre dari bawah ke atas mau masuk saja. Sekarang cuma sedikit. Warga yang jualan kecil-kecilan kaya saya, buka warung juga rugi, untungnya sedikit," ujar Adi.
Terpisah, Wali Koota Pagar Alam Alpian Maskoni mengatakan penurunan wisatawan ke Pagar Alam tercatat setidaknya menurun hingga 50 persen semenjak maraknya konflik harimau. Pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak resah akan kondisi tersebut.
Dinas Pariwisata Pagar Alam mencatat, hingga saat ini ada sekitar 220 ribu wisatawan yang berkunjung ke Pagar Alam. Jumlah ini menurun dalam dua tahun terakhir.
"Sekarang sudah aman, kita sosialiasikan ke masyarakat supaya tidak takut lagi," ujar dia.
Dirinya berujar, lokasi penyerangan harimau pertama di kawasan Tugu Rimau yang merupakan bagian dari kantong harimau Bukit Dingin sudah aman. Hanya saja memang jalur pendakian di tutup karena lokasi tersebut hanya untuk evakuasi. Sementara pendakian hanya bisa dilakukan lewat jalur Kampung IV yang masih ditutup.
"Dari semua kejadian konflik kemarin ini, hanya yang di Tugu Rimau yang dekat dengan lokasi wisata. Sisanya jauh dari objek wisata. Jadi tidak perlu dikhawatirkan untuk wisatawan," kata Alpian.
Pemkot Pagar Alam masih optimis target 300 ribu kunjungan pada akhir 2019 dapat tercapai karena pada momen tahun baru biasanya tingkat kunjungan bisa mencapai 100 ribu orang.
[Gambas:Video CNN] (idz/pmg)