Palembang, CNN Indonesia -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (
KNKT) memulai investigasi penyebab
kecelakaan Bus Sriwijaya Ekspress di Liku Lematang Indah, Desa Pelang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko berujar, pihaknya saat ini tengah mengumpulkan data dan fakta di lokasi kejadian kecelakaan. Pihaknya pun bakal mendatangi Perusahaan Otobus (PO) Sriwijaya Ekspress yang berlokasi di Bengkulu untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
"Kita kumpulkan semua data yang diperlukan, terkait riwayat pengemudi dan kendaraan. Di lokasi kejadian, kita juga akan menelusuri dari 500 meter sebelum kendaraan menabrak pembatas jalan. Kita juga sudah mengumpulkan sampel-sampel yang ditemukan di lokasi kejadian," ujar Haryo, Rabu (25/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya pun akan mengecek infrastruktur jalan, lampu, serta rambu-rambu lalu lintas yang tersedia di jalan nasional tersebut. Dirinya mengakui jalan tersebut kondisinya sangat ekstrem dengan kondisi yang berliku dan tikungan tajam.
Dia mengatakan secara umum ada lima penyebab terjadinya kecelakaan. Yakni faktor prasarana berupa infrastruktur jalan, sarana yang merupakan kendaraan, sumber daya manusia, pengaruh lingungan, serta manajemen atau kebijakan perusahaan kendaraan yang bersangkutan.
"Kita cek juga apakah penerangan di jalan itu tersedia atau tidak, karena saat kejadian itu kan malam hari. Untuk sopir bus juga kita lihat riwayatnya dari 3x24 jam sebelum kejadian, kegiatannya seperti apa," kata dia.
"Saat ini kita masih di tahap pengumpulan data. Nanti masih ada tahapan analisa, buat laporan, baru kita keluarkan rekomendasi kepada regulator, seperti apa. KNKT sama Ditjen Perhubungan Darat investigasi ini tim enam orang," kata dia.
Terkendala Pusaran Air Pencarian hari kedua terhadap korban kecelakaan Bus Sriwijaya Ekspress sempat terkendala pusaran air yang ada di lokasi kecelakaan.
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan Bus Sriwijaya yang masuk jurang di Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12). (ANTARA FOTO/Handout/Dok Basarnas Palembang |
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Palembang Berty DJ Kowaas mengatakan petugas SAR y)ang menyelam untuk mencari korban mengalami kesulitan karena ada pusaran air di Sungai Lematang yang berarus cukup deras.
"Yang jadi kendala kami ada cekungan air, kalau orang sini bilangnya lubuk. Itu jadi kendala bagi penyelam untuk masuk ke pusaran air. Tapi kami akan terus melakukan evakuasi sampai seluruh korban berhasil ditemukan," ujar Berty, Rabu (25/12).
Pihaknya masih belum bisa mengetahui secara pasti berapa jumlah penumpang di dalam bus maut yang mengalami kecelakaan tersebut. Pasalnya, daftar penumpang atau manifest yang ada dari PO Bus Sriwijaya Ekspress tidak sesuai dengan jumlah korban yang sudah ditemukan hingga hari ini.
Pihaknya pun membuka posko di setiap Kantor SAR serta di dekat lokasi kejadian untuk warga yang merasa kehilangan keluarganya dalam insiden tersebut. Dirinya berharap dengan adanya laporan dari keluarga, pihaknya bisa memastikan jumlah korban yang masih harus dicari.
"Untuk korban yang sudah ditemukan langsung dievakuasi ke RSUD Besemah untuk diidentifikasi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Bengkulu Abdul Muis mengatakan pihaknya turut membantu pencarian karena sebagian besar korban merupakan warga Bengkulu.
"Kondisi bus hampir tiga perempat digenangi karena debit air sedang tinggi, kondisi hujan terus. Kedalamannya antara 3-4 meter, sifatnya landai ada yang dalam dan dangkal," kata dia.
Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh orang korban kecelakaan Bus Sriwijaya di Liku Lematang Indah, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan pada hari kedua pencarian. Total 35 korban meninggal dunia dan 13 penumpang luka-luka.
[Gambas:Video CNN] (idz/pmg)