Gubernur Sumsel Minta Serangan Harimau Tak Dibesar-besarkan

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Des 2019 04:54 WIB
Gubernur Sumsel Herman Daru menyebut kabar penyerangan harimau yang dibesar-besarkan membuat jumlah wisatawan turun dan meresahkan warga setempat.
Ilustrasi Harimau Sumatera. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Palembang, CNN Indonesia -- Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Herman Deru meminta masyarakat khususnya media tidak membesar-besarkan berita mengenai penyerangan harimau terhadap manusia. Herman mengatakan harimau tak keluar dari habitat, melainkan manusia yang sudah mulai mengganggu lokasi mereka berkembang.

"Saya melihat ini sebenarnya suatu yang enggak layak dibesar-besarkan karena tempat itu memang tempat habitatnya harimau. Belum ada satu jengkal pun harimau itu keluar dari habitatnya," ujar Herman, Kamis (26/12).

Herman menambahkan, penyerangan terjadi karena banyak masyarakat yang melakukan perambahan liar di lokasi hutan lindung. Herman menyalahkan warga yang beraktivitas di hutan lindung, padahal sudah ada larangan dari pemerintah setempat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan di kejadian pertama itu penebang kayu yang pakai chainsaw. Itu adalah orang yang diterkam pertama. Mungkin dianggap merusak kandangnya [harimau] oleh dia dan itu ada saksi mata," ujar Herman.
Berdasarkan laporan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Herman menjelaskan, seluruh penyerangan yang terjadi hingga menewaskan empat orang dan dua luka parah tersebut terjadi di hutan lindung.

Herman menyebut warga Pagaralam yang menjadi lokasi empat dari enam lokasi penyerangan tidak resah dengan isu harimau. Mereka hanya resah karena berkurangnya pengunjung wisata akibat isu negatif tersebut. Herman pun mengklaim Pagaralam kini sudah kembali aman.

"Jadi beda keresahan kita dengan keresahan orang di sana," kata dia.
[Gambas:Video CNN]
Herman menyarankan kepada Kementerian LHK untuk memperbanyak papan peringatan dan imbauan karena ketidaktahuan yang banyak menyebabkan masyarakat merambah liar hutan lindung menjadi kebun. Saat ditanya langkah konkret dari Pemprov Sumsel untuk mencegah terjadinya serangan harimau susulan, dirinya meminta agar wartawan memberitakan hal-hal baik tentang Pagar Alam alih-alih peristiwa penyerangan.

"Saya mohon kepada kawan-kawan wartawan untuk menjadi warga yang mengampanyekan Pagaralam aman," kata dia.

Sejauh ini diketahui terdapat enam peristiwa konflik harimau dengan manusia sejak 17 November 2019. Sebanyak empat warga tewas, dan dua lainnya luka-luka akibat serangan harimau tersebut.

Lokasi penyerangan tersebar di Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat, serta perbatasan Lahat- Muara Enim. Tiga daerah tersebut merupakan satu hamparan kawasan hutan lindung Dempo dan Kikim Seblat yang menjadi habitat satwa liar dilindungi termasuk Harimau Sumatera. (idz/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER