Jakarta, CNN Indonesia --
Pepen (38) berjualan kembang api sejak 2005. Demi menafkahi keluarga, ia merantau ke Jakarta dan meninggalkan istri dengan dua anak di Serang.
Setiap akhir tahun, ia rutin berjualan kembang api. Namun sehari-hari, Pepen juga berjualan peralatan olahraga seperti raket bulutangkis.
Suka dan duka sebagai pedagang kembang api, katanya, bermacam-macam. Hidup di jalan, banyak risiko atau yang mesti ia hadapi seperti polusi kendaraan, merugi, hingga barang dagangan diangkut pihak keamanan yang sedang menggelar razia.
Di lingkungan tempat tinggal daerah Jakarta Barat, Pepen dikenal sebagai seorang ustaz. Bagi dia, tahun baru berarti semakin dekat dengan kematian.