Jakarta, CNN Indonesia -- Tim penyelamat akhirnya melakukan evakuasi warga korban
banjir di Pulo Indah Permai 6, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota
Tangerang, Kamis (2/1) sore. Warga sempat bertahan di lantai dua rumah setelah banjir setinggi 1,5 sampai 2 meter menggenangi kawasan itu sejak Rabu (1/1) dini hari.
Pantauan
CNNIndonesia.com sebagian warga terdampak banjir sudah dievakuasi menuju tempat pengungsian terdekat oleh tim penyelamat yang berasal dari Mahasiswa Hukum Pecinta Alam (Mahupa) Universitas Tarumanegara.
Koordinator Mahupa Untar, Yitro Daniel Simanjuntak mengatakan ia bersama kelima personel memulai evakuasi pukul 13.30 WIB. Mereka menyisir daerah banjir dan berhasil mengevakuasi warga dengan satu buah perahu karet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisinya (ketinggian banjir) tadi ada yang sampai 2 meter. Tadi ada sekitar 17 orang dievakuasi, enam anak kecil, tiga lansia, satu ibu hamil, dan sekitar 7 pria dewasa," ujar dia.
Yitro menambahkan timnya juga membagikan bantuan logistik berupa makanan dan minuman kepada warga korban terdampak banjir.
Tak hanya Mahupa, Pekerja Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat turut membantu evakuasi di Kecamatan Cipondoh. Meski bukan wilayah, namun PPSU Duri Kosambi tetap melakukan pertolongan.
Ia mengatakan timnya telah berhasil mengevakuasi sekitar 70 warga yang terjebak sejak kemarin.
"Mulai dari kemarin sudah mulai, cuma bener-bener dapat laporan balita ketahan, jadi mulai jam 10 pagi tadi," ujar Mugeni.
Ia mengungkapkan kurang lebih saat ini masih 20 orang yang belum dievakuasi. Proses evakuasi itu akan dilakukan malam ini, mengingat cuaca yang tidak bersahabat.
"Ya, yang kita ingin ada tindakan ada pemerintah. Harus ada bantuan korban pengungsian, karena korban tidak sedikit, ada 4.000 korban banjir seluruhnya," ujarnya.
Beberapa warga menyayangkan minimnya bantuan evakuasi perahu karet sehingga mereka terpaksa mengevakuasi sendiri dengan jalan kaki menuju tempat yang lebih tinggi.
"Ya, belum ada bantuan dari pemerintah, RT saja belum," ungkap Komar, salah satu warga Cipondoh.
[Gambas:Video CNN]
Belum Ada Bantuan LogisitikSementara itu, korban terdampak banjir di tempat pengungsian Kelurahan Duri Kosambi mengeluhkan minimnya bantuan.
Belum lagi listrik yang belum nyala, membuat penerangan di tempat pengungsian hanya mengandalkan pendaran lilin.
Pantauan
CNNIndonesia.com, sekitar 30 kepala keluarga terdampak banjir mengungsi di Musala Al Huda Kampung Pulo, RT 7 RW 08 Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
Pipit (38) mengaku memutuskan mulai mengungsi hari ini lantaran akses jalan di rumahnya benar-benar lumpuh. Pipit tinggal di kawasan Pulo Permai 2, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.
"Iya sempat bertahan di lantai dua, tapi udah nggak betah, nggak bisa kemana-mana, beli apapun nggak bisa," tuturnya.
Pukul 14.00 WIB tadi, ia bersama keluarganya memutuskan mencari tempat pengungsian terdekat. Ia mengevakuasi beberapa barang berharganya menuju tempat pengungsian dengan jalan kaki dan menerobos banjir.
"Udah setinggi leher deh, yah 1,6 meter ada," tuturnya.
Pipit mengeluhkan bantuan yang belum datang. Pasalnya seluruh kebutuhan sehari-hari saat ini susah didapat.
"Ya makanan siap saji gitu ya, pakaian bersih, kesehatan, butuh banget," ungkapnya
Dian (29) warga terdampak banjir Kelurahan Duri Kosambi juga mengeluhkan kebutuhan untuk balitanya yang berusia 3 dan 4,5 tahun. Ia mengaku resah dengan ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
"Bantuan ya dari warga saja, kemarin hanya mi instan dari pihak musala, selebihnya beli sendiri, tapi susah juga. Stok barang di toko-toko mulai habis," ungkapnya.
(khr/osc)