TNI Siapkan Pengawalan untuk Ratusan Nelayan ke Natuna

CNN Indonesia
Kamis, 09 Jan 2020 22:21 WIB
Panglima Kogabwilhan I, Laksamana Madya Yudo Margono memastikan TNI menyiapkan kekuatan mengawal kapal nelayan yang menuju Natuna.
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (keenam kiri) dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) menyimak penjelasan dari Menteri ESDM Arifin Tasrif (ketiga kiri) tentang peta Kepulauan Riau saat melakukan kunjungan kerja di Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT), Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/1/2020). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I TNI menegaskan siap mengawal nelayan yang hendak dimobilisasi oleh pemerintah menuju perairan Natuna Utara, Kepulauan Riau.

Panglima Kogabwilhan I, Laksamana Madya Yudo Margono mengatakan unsur kapal perang TNI AL sudah tergelar di Natuna sebelum adanya rencana tersebut.

"Ya pasti kami siap mengamankan," ujar Yudo di Markas Kogabwilhan I, Jakarta, Kamis (9/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudo menyampaikan pihaknya belum mengetahui secara pasti mobilisasi nelayan ke wilayah tersebut. Namun demikian pihaknya akan melakukan operasi sekaligus pengawalan jika rencana tersebut dilaksanakan.

Yudo menjelaskan TNI memiliki operasi bernama Siaga Tempur Laut yang tersebar di seluruh perairan Indonesia yang berbatasan dengan negara lain, termasuk di Natuna. Dia menyebut setiap operasi melibatkan tiga sampai empat kapal perang TNI AL.

"Nah ini karena situasi yang kemarin ada situasi seperti itu sehingga unsur-unsur yang lain ini kami pusatkan di situ (Natuna). Nanti kita lihat perkembangannya, kalau sudah betul-betul aman tidak ada masalah ya kami kurangi biar empat KRI itu yang di Natuna," ujarnya.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Miftah Sabri mengatakan jika pihaknya akan melakukan seleksi ketat terhadap nelayan yang sudah mendaftar menuju Natuna. Tercatat 470 nelayan yang sudah mendaftar dan akan diberangkatkan ke Perairan Natuna.

"Pada perjalanannya permintaan nelayan sekarang berkembang menjadi 470 unit," kata Miftah melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (9/1).

Ide mobilisasi nelayan mencuat dalam pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD menyebut pemerintah akan memobilisasi 470 nelayan dan sejumlah kapal ikan menuju perairan Natuna Utara. Mahfud mengatakan para nelayan sengaja dikerahkan sebagai bukti bahwa Natuna Utara bukan wilayah China.
[Gambas:Video CNN]
"Besok saya akan mengerahkan nelayan-nelayan. Sudah ada 470 nelayan dengan kapalnya mendaftar mau ke sana untuk meramaikan Natuna untuk membuktikan bahwa itu milik kita," ujar Mahfud di Restoran Al-Jazeera, Cikini, Jakarta, Rabu (8/1).

Sementara itu, melihat kondisi gelombang yang tinggi di perairan Natuna Utara, BMKG mengingatkan para nelayan untuk selalu memperhatikan resiko tinggi keselamatan saat berlayar.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, perairan Natuna memiliki potensi ikan pelagis mencapai 327.976 ton, ikan demersal 159.700 ton, cumi-cumi 23.499 ton, rajungan 9.711 ton, kepiting 2.318 ton, dan lobster 1.421 ton per tahun. Kemudian, juga ada potensi ikan kerapu, tongkol, teri, tenggiri, ekor kunin, udang putih, dan lainnya.

Selain itu, dari sisi wilayah, kawasan ini menjadi yang paling strategis dari perbatasan beberapa negara yang bersengketa (jps/khr/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER