Polisi Dalami Dugaan Penjualan Senjata dari Lumajang ke Papua

CNN Indonesia
Selasa, 14 Jan 2020 05:05 WIB
Polda Jatim menganalisis jalur penjualan senjata ilegal dari Lumajang yang diduga digunakan oleh KKB di Papua.
Ilustrasi senjata api. (maxmann/Pixabay)
Surabaya, CNN Indonesia -- Polda Jawa Timur mengaku tengah menganalisis jalur penjualan senjata ilegal dari Lumajang, Jatim, yang digunakan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

"Kita sudah komunikasi langsung dengan polda setempat untuk menganalisa senjata yang dijual ke sana. Kekhawatirannya kan untuk KKB untuk kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan, di kantornya, Senin (13/1).

Saat ini, lanjut dia, penelusuran masih berlangsung. Ia menyebutkan temuan ini juga menjadi atensi kepolisian lantaran kaliber senjata yang digunakan KKB memiliki kaliber yang termasuk tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khususnya yang kalibernya tinggi. Kalau yang 4,5 mungkin masih (rendah), kalau yang 6,5 ke atas, 9 itu yang perlu pengawasan khusus. Dan beberapa polda juga sudah menyampaikan komunikasinya untuk menindaklanjuti," kata dia.

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menduga senjata api beserta amunisi yang beredar di wilayahnya berasal dari luar dan dalam negeri.

[Gambas:Video CNN]
"Memang ada info-info bahwa bukan hanya dari dalam negeri, ada juga dari luar negeri. Ada indikasi dari perbatasan itu juga masuk. Lalu dari Filipina juga masuk melalui Maluku Utara, kemudian ke Sorong Papua Barat lalu masuk ke Papua. Banyak jalan yang mereka gunakan. Itu yang sedang kami lacak," kata dia, di Timika, Senin (13/1) dikutip dari Antara.

Polda Papua, katanya, juga mendapatkan informasi bahwa ada sejumlah senjata rakitan dari daerah Lumajang, Jawa Timur, sudah masuk ke wilayah Papua.

Kasus pembuatan senjata rakitan di wilayah Lumajang tersebut pernah diungkap oleh jajaran kepolisian di Polda Jawa Timur beberapa waktu lalu.

(frd/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER