Hakim Jamaluddin Dibunuh Saat Tidur di Samping Anaknya

CNN Indonesia
Kamis, 16 Jan 2020 18:36 WIB
Hakim Jamaluddin dibekap hingga tewas oleh istri dan dua eksekutor lainnya saat terlelap di samping putrinya.
Hakim Jamaluddin dibekap hingga tewas oleh istri dan dua eksekutor lainnya saat terlelap di samping putrinya. (CNN Indonesia/Farida)
Medan, CNN Indonesia -- Zuraida Hanum istri dari hakim Jamaluddin tega menghabisi suaminya ketika tengah tidur di samping anak mereka. Pembunuhan itu dilakukan wanita tersebut bersama Jefry Pratama (42) dan Reza Pahlevi (29) dengan cara membekap wajah Jamaluddin menggunakan kain.

Hal itu terungkap dalam rekonstruksi tahap II di rumah Jamaluddin di Perumahan Royal Monaco Blok B No 22 Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kamis (16/1). Rekonstruksi menghadirkan langsung ketiga tersangka, Jaksa dari Kejari Medan dan sejumlah penyidik.

Pada 28 November 2019 sekitar pukul 18.45 wib, Zuraida menjemput kekasih gelapnya Jefry dan Reza --adik dari Jefry-- di Perumahan Graha Johor dengan naik mobil Zuraida. Setibanya di rumah Jamaluddin, Zuraida meminta agar kedua eksekutor tersebut naik ke lantai 3 rumah korban sambil menunggu perintahnya. Pada saat itu, Jamaluddin belum pulang kerja.

Jamaluddin baru pulang ke rumah sekitar pukul 20.00 WIB. Jamaluddin bahkan sempat makan malam dan mengobrol dengan Zuraida. Selanjutnya, Zuraida masuk ke kamar menidurkan putrinya sekitar pukul 22.00 WIB. Jamaluddin baru menyusul masuk ke kamar sekitar pukul 23.00 WIB. Jamaluddin tidur persis di samping Zuraida dan putrinya.

Selanjutnya pada 29 November 2019 sekitar pukul 01.00 WIB, Zuraida mengontak Jefry dan Reza memberi aba-aba bahwa Jamaluddin sudah tidur. Saat itulah, kedua pria tersebut turun dari lantai tiga dan diam-diam masuk ke dalam kamar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reza mengambil kain sarung bantal yang sudah disiapkan Zuraida. Reza lalu membekap hidung dan mulut korban, Jefry naik ke atas tubuh korban dengan mengapitnya, sedangkan Zuraida yang tidur di samping Jamaluddin menahan kaki korban agar tidak meronta.

Saat itulah, putri korban terbangun, namun Zuraida langsung menutupi tubuh anaknya dengan bed cover warna pink agar tidak melihat kejadian itu sambil menepuk-nepuk punggung anaknya agar tidur kembali. Sekitar 5 menit dibekap, korban akhirnya meninggal dunia.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin mengatakan Jamaluddin diskenariokan seolah tewas karena serangan jantung. Namun ternyata rencana para pelaku meleset. Karena saat tewas, korban meninggalkan luka lebam merah pada bagian wajahnya.



"Di sini (sempat) terjadi perdebatan karena tidak sesuai dengan rencana. Sebab diskenariokan oleh para pelaku korban meninggal karena serangan jantung, itu jam 00.00 WIB pada tanggal 29 November," ungkapnya.


[Gambas:Video CNN]

Martuani menjelaskan, para pelaku tidak menduga munculnya luka lebam tersebut. Hal ini terjadi, lantaran pelaku terlalu kuat membekap korban sehingga meninggalkan jejak. Ini tidak diinginkan oleh istri korban, karena pasti polisi langsung menuduhnya sebagai pelaku dan bukan karena serangan jantung. 



"Oleh karena itu, di antara ketiganya pun terjadi perdebatan. Sehingga akhirnya disepakati, bahwa terhadap jenazah korban untuk dibuang. Jadi istri korban berkeras bahwa korban harus dibuang. Itulah (makanya) mereka membuang (korban)," sebutnya.

Rekonstruksi itu sendiri dihadiri oleh ratusan warga yang ingin melihat wajah Zuraida dan dua eksekutornya. Bahkan mereka rela menunggu sejak pagi hingga siang hari. Petugas juga memasang garis polisi di sekitar rumah agar tak ada warga yang masuk menerobos.

Kemudian warga yang memenuhi kawasan itu langsung menyoraki Zuraida, Jefry Pratama dan Reza Pahlevi dengan sebutan pembunuh. Ketiganya nyaris jadi bulan-bulanan warga. Beruntung petugas kepolisian yang ada di sana langsung melakukan pengamanan.

(fnr/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER