Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Gelora
Fahri Hamzah menganggap wajar jika kinerja Wakil Presiden
Ma'ruf Amin dianggap kurang memuaskan publik. Menurutnya, kinerja Ma'ruf tidak bisa dibandingkan dengan pendahulunya Jusuf Kalla (JK) karena Ma'ruf ditugaskan untuk menjaga simbol partisipasi kelompok Islam di dalam pemerintahan.
"Saya kira tugas Ma'ruf itu menurut saya ya beda dengan tugas JK. Tugas JK mau
involved ke manajemen. Tugas Ma'ruf itu simbolik saja, jadi dia menjaga simbol partisipasi kelompok Islam di dalam pemerintahan dan itu yang harus beliau jaga," kata Fahri, di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (17/2).
Menurutnya pula, hasil survei tersebut tidak terlalu penting dan tidak dibutuhkan Ma'ruf. Sebab, tugas wapres hanya sebagai simbol dan pengganti presiden.
"Memang tupoksi Wapres itu di dalam demokrasi dalam tradisi kita hanya ban serep, dia hanya fungsional kalau difungsikan. Kalau tidak difungsikan dia simbolik saja," katanya.
[Gambas:Video CNN]Meski begitu, Fahri menyarankan Ma'ruf lebih berperan lebih netral dan membawa pesan rekonsiliasi kepada semua pihak. Ia juga meminta Ma'ruf tidak perlu terlibat dalam urusan teknis atau perdebatan politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia kuat sekali dan kekuatannya itu bisa membuat dia punya
mainstream, karena itu menurut saya, saya mendorong Pak Ma'ruf itu membawa
mainstream rekonsiliasi yang sudah dipidatokan Jokowi waktu pelantikan," kata Fahri.
Sebelumnya, Survei Indo Barometer mencatat kepuasan publik terhadap kinerja Ma'ruf rendah. Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan hanya 49,6 persen responden yang menyatakan puas dengan kerja Ma'ruf. Sementara 37,5 persen responden menyatakan tidak puas.
"Untuk perbandingan, dalam survei Maret 2015, publik yang puas dengan kerja Wakil Presiden Jusuf Kalla 53,3 persen. Sementara yang tidak puas 38,8 persen," kata Qodari dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (16/2).
Terkait hasil survei itu, Kepala Staf Presiden Moeldoko menyatakan kinerja pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin merupakan kerja tim, bukan perseorangan.
"Ya sebenarnya kan semua pekerjaan bersama. Maka yang dibangun adalah
super-team, bukan
superman. Jadi ya semua agregat dari semua pekerjaan, dari kementerian, unit-unit kerja, memikirkan pemerintahan ini," ujar dia di kantornya, Jakarta, Senin (17/2).
(arh)