Jakarta, CNN Indonesia -- Pemberlakuan rekayasa lalu lintas di KM 118+600 akan dimulai Jumat (21/2) pukul 08.00 WIB.
Rekayasa Lalu lintas dilakukan untuk memastikan keamanan pengguna Jalan Tol
Cipularang, khususnya saat pekerjaan penanganan Ruang Milik Jalan (rumija) Km 118+600 yang terdampak longsor.
Longsor di KM 118 terjadi akibat curah hujan tinggi yang mengguyur Kampung Hegarmanah RT02/RW04, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Bandung Barat.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Saptono Erlangga mengatakan, kegiatan persiapan dan pelaksanaan atau uji coba rekayasa lalu lintas dampak perbaikan tebing longsor di ruas jalan Tol Cipularang KM 118 dilakukan Kamis (20/2) pagi tadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun pelaksana yang terlibat mulai dari anggota DPR, Kementerian Ditjen Hubdat, Kementerian BPJT, Kementerian PUPR, Dirlantas Polda Jabar, Dirops PT Jasa Marga, Kadishub Jabar, Kadis Bina Marga Jabar, dan lain-lain.
"Hasil kesepakatan yang didapat yaitu sesuai dengan rencana awal," kata Saptono, Kamis (20/2).
Kata dia, akan diberlakukan kanalisasi dari KM 118+000 hingga 118+500 yang berjarak 300 meter.
Selain itu, akan diberlakukan contraflow dari KM 120+00 arah selatan hingga 118+100 arah utara dengan jarak tempuh sekitar 1,9 km. Contraflow diberlakukan untuk kendaraan golongan I.
Adapun rekomendasi dari Jasa Marga yaitu 500 meter sebelum kanalisasi harus sudah ada imbauan, yaitu dilakukan pemasangan lampu slang sepanjang jalur rekayasa dan sarpas harus sudah tersedia dan terpasang sebelum diberlakukan rekayasa kanalisasi dan contra flow.
Longsor di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, terjadi pada 11 Februari 2020. Lokasi longsor dekat akses jalan di ruas milik jalan tol Cipularang KM 118+600.
Jarak longsor dengan kedalaman 15 meter dan lebar 30 meter ini berjarak 5-7 meter dari bahu jalan tol dan kemiringan lereng 22-25 derajat.
[Gambas:Video CNN]Longsor terjadi karena kemiringan lereng yang curam atau lebih dari 20 derajat, musim tanam dan curah hujan tinggi, terdapat saluran irigasi dan sistem drainase yang tidak berfungsi atau tersumbat, serta tata guna lahan yang berupa lahan basah atau persawahan.
PT Jasa Marga telah melakukan penanganan yaitu merekonstruksi lahan dengan perkuatan serta pencegahan longsor ulang dan menghindari akumulasi air, nemasang sipail untuk menahan longsoran agar tidak ke badan jalan sehingga tidak meluas menggerus badan jalan tol.
Selain itu, Jasa Marga juga telah melakukan pemasangan terpal dan memasang dolken atau cerucuk, serta sandbag.
Jasa Marga juga memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan pekerjaan penanganan dampak longsor ini, dan mengimbau kepada pengguna jalan untuk tetap berhati-hati dan menaati rambu-rambu.
(ugo)