Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah menindak tegas pihak-pihak yang mencari untung di tengah kecemasan masyarakat terhadap penyebaran
virus corona (covid-19).
Menurutnya salah satu praktik yang perlu ditindak adalah pembuatan masker palsu. Kurniasih mengatakan kebersihan dan keamanan masker palsu bagi kesehatan masyarakat tidak terjamin.
"Bahkan, sampai ada yang mengambil keuntungan dengan membuat masker palsu yang tidak terjamin kebersihan dan keamanannya bagi kesehatan pengguna," kata Mufida dalam keterangannya yang diterima
CNNIndonesia.com, Selasa (3/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga meminta pemerintah menindak tegas para spekulan yang menimbun masker dan hand sanitizer kemudian menjualnya kembali dengan harga yang gila-gilaan.
Politikus PKS itu mencontohkan di Pasar Pramuka, Jakarta Pusat, harga masker per boks sudah mengalami kenaikan hingga tujuh kali lipat menjadi Rp350 ribu pada Senin (2/3).
"Kemarin (Minggu, 1 Maret) masih Rp50 ribu rupiah. Itupun sudah lebih tinggi dibanding harga sebelum ramai isu covid-19. Namun, hari ini harganya sudah melonjak jadi Rp350 ribu rupiah per boks," kata Kurniasih.
Ia meminta pemerintah bergerak cepat mengantisipasi kemungkinan terberat akibat virus corona di Indonesia, termasuk terkait dampak ekonomi dan ketersediaan bahan pokok pangan. Menurutnya, Indonesia harus belajar dari negara lain yang berhasil mencegah dampak buruk virus corona.
"Jangan meremehkan situasi yang ada di Indonesia," kata dia.
Selain itu, dia berkata, pemerintah harus menelusuri pihak-pihak yang pernah berinteraksi dengan dua warga Depok, Jawa Barat yang positif terjangkit virus corona secara langsung.
Kurniasih juga menekankan agar pemerintah melakukan penanganan yang serius terhadap dua warga Depok yang kini telah dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara itu.
Menurutnya, pola penanganan harus sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
"Lakukan penanganan pasien, rumah sakit, tim medis dan semua yang pernah kontak dengan pasien, sesuai SOP WHO. Menginformasikan secara berkala update tentang perkembangan dua pasien dan subyek kontaknya secara transparan," katanya..
Sementara terhadap masyarakat luas, dia meminta pemerintah mencegah kepanikan dengan kegiatan layanan kesehatan seperti pemeriksaan deteksi dini virus corona secara gratis di semua pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Selain itu, menurutnya, pemerintah juga harus melakukan pemeriksaan ulang terhadap semua pasien yang sudah suspect dan pasien dalam pengawasan, serta memastikan semua rumah sakit berskala besar di setiap provinsi siap dan siaga menerima pasien rujukan terkait virus corona.
"Juga memastikan semua fasilitas kesehatan siap tangani kasus covid-19. Perlu cek ketersediaan alat kesehatan, jumlah SDM, ruangan sesuai standar, stok obat-obatan secara kualitas dan kuantitas," ujar Mufida.
Kurniasih menambahkan pemerintah juga harus menyediakan pusat informasi virus corona disertai alat atau bahan pendukung pencegahan, seperti hand sanitizer di setiap sudut lokasi keramaian masyarakat seperti sekolah, kampus, pusat perbelanjaan, dan bioskop.
[Gambas:Video CNN]Dua WNI yang tinggal di Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif terjangkit virus corona. Kasus ini tercatat yang pertama terjadi di Indonesia.
Menteri Kesehatan Terawan berkata dua WNI itu tertular saat berdansa dengan rekannya, warga negara Jepang.
"Jadi dia guru dansa. dia dansa dengan teman dekatnya itu," kata Terawan.
Warga Depok itu kemudian mengalami gejala batuk pada 14 Februari dan menjalani rawat jalan di rumah sakit. Selanjutnya 12 hari kemudian, dia dirawat intensif karena batuk tak kunjung reda.
"Tanggal 28 (Februari) dia menelepon teman dansanya dan memberitahu dirawat karena positif corona," kata Terawan.
(mts/wis)