Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Senior Lembaga Bio Molekuler (LBM)
Eijkman Institute, Herawati Sudoyo, mengimbau pemerintah untuk bekerja sama dengan berbagai institusi dan lembaga lain untuk membantu tes spesimen
Virus Corona.
"Ya memang harusnya ada kolaborasi dengan berbagai peneliti lain. Saya harap ada kolaborasi dalam menanggulangi kasus
emerging. Kalau belum ada harusnya dikembangkan bersama lembaga lain," ujar dia, saat ditanya soal tes Covid-19, melalui sambungan telepon, Kamis (12/3).
Merujuk pada situs resmi Kementerian Kesehatan,
emerging cases adalah istilah untuk penyakit baru yang menarik perhatian banyak orang karena tidak hanya menyebabkan banyak kematian, juga memengaruhi dampak sosial dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan uji spesimen yang hanya dilakukan di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes, Herawati menyampaikan pihaknya mampu melakukan uji spesimen dalam waktu empat jam.
"Kalau di Eijkman bisa keluar dalam waktu sekitar 4 jam, tapi tentu kita tes berkali-kali menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction)," katanya.
[Gambas:Video CNN]Diketahui, sejauh ini Balitbangkes membutuhkan waktu 2-3 hari untuk mengetahui hasil dari spesimen cairan tenggorokan suspek corona.
Herawati juga menyampaikan pihaknya akan selalu siap sedia untuk membantu pemerintah jika dibutuhkan. Sejauh ini, baru ada pembicaraan singkat antara pihak pemerintah dan Eijkman untuk meneliti vaksin Virus Corona.
"Kita baru pertemuan pertama dengan pemerintah, belum bahas
funding dan lainnya, kalau sudah ada kolaborasi, bisa langsung kami lakukan," ujarnya.
Terpisah,
juru bicara pemerintah khusus corona Achmad Yurianto menyebut tes Corona hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan Bio Safety Level (BSL) atau Level Keselamatan Biologi 2.
BSL level 2 ini, kata dia, di antaranya mengatur bahwa pekerja lab harus memiliki pelatihan khusus menangani agen patogenik dan akses ke lab dibatasi ketika pekerjaan tengah dilakukan.
Selain lab milik Kemenkes, ia menyebut laboratorium milik Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute dan beberapa perguruan tinggi memenuhi persyaratan itu.
(mel/arh)