Padang, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Andani Eka Putra, menyatakan pihaknya siap melaksanakan pemeriksaan sampel virus corona (
Covid-19).
Ia memperkirakan pemeriksaaan itu selesai dilakukan dalam 24 jam sehingga pasien bisa diketahui positif atau negatif menderita Covid-19.
"Terkait pemeriksaan Covid-19, kami sudah mendapatkan izin lisan dari Balitbangkes. Tinggal mendapatkan izin tertulis," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (17/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand, kata Andani, mampu mendeteksi Covid-19 karena berpengalaman dalam riset virus, seperti Rotavirus, HPV, HIV, CMV, influenza, serta berupaya mengembangkan produk diagnostik nasional.
Untuk memeriksa Covid-19, pihaknya akan mengikuti standar Balitbangkes Kementerian Kesehatan yakni melakukan pemeriksaan empat kali dan melengkapinya dengan kontrol positif. Meskipun demikian, Andani mengatakan pihaknya sedang menunggu reagen tiba dari Korea Selatan. Ia memperkirakan reagen itu tiba antara enam hingga sepuluh hari ke depan.
"Jika reagen sudah tiba, kami langsung bisa memeriksa Covid-19," ucapnya.
Dengan begitu, kata Andani, sampel darah dan swab hidung serta tenggorokan pasien suspek Covid-19 di Sumbar tak perlu lagi dikirim ke Balitbangkes Kemenkes. Selama ini pengujian sampel seluruh Indonesia dilakukan oleh Balitbangkes Kemenkes. Karena itu, hasil sampel pasien keluar minimal empat hari.
Sebelumnya, Menkes Terawan Agus Putranto telah menandatangani surat keputusan laboratorium pemeriks Covid-19 di luar Balitbangkes Kemenkes. Namun, untuk wilayah kerja Sumatera Barat uji spesimen itu dilakuakn Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.
4 Perguruan Tinggi di Sumbar Tiadakan Kuliah Tatap MukaSementara itu, Universitas Negeri Padang (UNP), Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Universitas Bung Hatta (UBH), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol meniadakan kuliah tatap muka untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Adapun Universitas Andalas (Unand) hingga kemarin masih memberlakukan kuliah tatap muka.
Rektor UNP, Ganefri, mengatakan ia mengeluarkan surat edaran tentang ditiadakannya kuliah tatap muka pada 14 Maret hingga 17 April. Sebagai gantinya, pihaknya memberlakukan kuliah dalam jaringan (daring/
online) melalui situs pembelajaran elektronik (platform e-learning).
Perihal perkuliahan pratikum di laboratorium, bengkel, dan sebagainya diganti dengan bentuk tugas atau media lainnya.
"Pelaksanaan bimbingan tugas akhir juga dilakukan daring dengan menggunakan email atau platform daring lainnya. Seminar proposal dan ujian tugas akhir dilaksanakan seperti biasa dengan catatan selalu menerapkan kewaspadaan dan pencegahan atas penyebaran Covid-19," ujar Ganefri, Senin (16/3).
Peniadaan kuliah tatap muka dan menggantinya dengan kuliah daring di UBH juga berlangsung hingga 17 April. Peraturan itu dikeluarkan oleh Rektor UBH, Tafdil Husni, melalui surat edaran pada 16 Maret. Setelah tanggal 17 April, peniadaan kuliah tatap muka akan dievaluasi apakah dilanjutkan atau tidak.
Adapun di ISI Padangpanjang, kuliah daring mulai dilakukan pada 17 hingga 30 Maret. Peraturan itu dikeluarkan melalui instruksti rektor perguruan tinggi tersebut, Novesar Jamarun, pada 16 Maret.
UIN Imam Bonjol juga meniadakan kuliah tatap muka dan menerapkan kuliah daring, seperti melalui grup WhatsApp, surat elektronik (email), dan Google Classroom mulai 17 hingga 31 Maret.
[Gambas:Video CNN]Sementara itu, Unand masih memberlakukan kuliah tatap muka. Wakil Rektor II Unand Bidang Umum dan Keuangan, Wirsma Arif Harahap, mengatakan sejauh ini pihaknya hanya menunda pelaksanaan kegiatan yang mengumpulkan seratus orang atau lebih, baik kuliah umum, acara ilmiah, yudisium, wisuda, dan lain-lain.
Unand juga menunda kegiatan pertukaran mahasiswa, baik dalam dan luar negeri.
(adb/kid)