Surabaya, CNN Indonesia -- Majelis Ulama Indonesia (
MUI)
Jawa Timur belum akan mengeluarkan imbauan penghentian
salat jumat. Ketua MUI Jatim Abdusshomad Buchori mengatakan Jatim saat ini masih kondusif dari
virus corona sehingga salat jumat belum saatnya dihentikan.
"Ibadah tetap ibadah, apalagi kondisi Jawa Timur masih kondusif," kata Abdusshomad, kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (18/3).
Ia membandingkan saat ini pusat perbelanjaan masih buka sehingga menurutnya tak tepat jika masjid malah dihentikan aktivitasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah ancaman wabah corona saat ini, Abdusshomad mengatakan justru masyarakat perlu banyak berdoa.
"Malah itu justru
dungo sing akeh saiki (berdoa yang banyak sekarang), meningkatkan ibadah," kata dia.
Pernyataan Abdusshomad tersebut sekaligus untuk meluruskan fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020, Tentang Penyelenggaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19.
Ia mengatakan dalam fatwa disebut salat jumat dilarang digelar di wilayah dimana penyebaran wabah tak terkendali.
"Rawan itu ketentuannya harus berdasarkan data yang disampaikan oleh otoritas," katanya.
[Gambas:Video CNN]Abdusshomad mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk membaca fatwa MUI secara cermat agar tidak terjadi kesalahpahaman. Fatwa MUI tidak melarang orang melaksanakan salat Jumat, atau menyuruh orang tidak salat Jumat, dengan alasan adanya wabah corona.
Ia juga mengingatkan salat jumat hukumnya wajib bagi muslim.
Lebih lanjut, melihat kondisi Jawa Timur kini, maka ia pun mengimbau agar muslim tak takut beribadah ke Masjid. Kecuali jika yang bersangkutan dinyatakan tekah sakit dan harus dirawat.
"Orang yang sehat saja yang ke masjid yang sakit jangan karena itu menular," ujarnya.
Di Jawa Timur saat ini ada delapan pasien positif corona. Satu diantaranya meninggal dunia.
Enam pasien kini tengah dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Surabaya, sedangkan dua pasien lainnya dirawat di RSUD dr Syaiful Anwar, Malang, Jawa Timur.
(frd/sur)