Jakarta, CNN Indonesia -- Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Adamas Belva Syah Devara mengklaim bahwa puluhan
influencer yang diundang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona tak dibayar dalam rangka melakukan sosialisasi penanganan wabah
Virus Corona (Covid-19).
Dia menyatakan para
influencer itu berstatus sebagai relawan dalam melakukan tugas tersebut.
"Kemarin
influencer udah masuk ke BNPB dan ini banyak yang enggak tahu bahwa itu gratis ya. Jadi mereka itu relawan, tak dibayar," kata Belva saat melakukan konferensi pers melalui kanal Youtube milik BNPB, Senin (23/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para influencer itu, lanjutnya, diberikan edukasi terlebih dulu terkait sosialisasi Virus Corona di BNPB. Hal itu bertujuan agar mereka tak menyebarkan berita bohong atau hoaks kepada para pengikutnya di sosial media atau
followers saat melakukan sosialisasi.
"Makanya diedukasi dulu sehingga
followers-nya jadi tahu, jadi mengerti, karena mereka punya target segmen yang berbeda-beda," kata dia.
Diketahui, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona mengumpulkan 20 influencer untuk membahas soal penanganan virus corona pada Jumat (20/3) lalu.
Setop Hang OutSelain itu, Belva meminta agar generasi milenial Indonesia bisa berperan meminimalisasi penyebaran virus corona dengan cara melakukan social distancing. Ia menilai saat ini masih banyak anak muda yang 'ngeyel' dan tak mempercayai mengenai penyebaran virus tersebut.
"Setop dulu
hang out, setop dulu sosialisasi tak penting, di rumah saja dulu. Karena generasi milenial ini generasi penular terbesar," kata Belva.
Tak hanya itu, Belva turut meminta agar generasi milenial untuk memerangi berita bohong atau hoaks ditengah penyebaran Virus Corona. Ia meminta agar masyarakat, terutama generasi milenial tak menyebarkan kabar hoaks di media sosial.
"Kalau ada info yang baik sebarkan. Kalau ada info yang enggak terpercaya setop di Anda. Kalau info enggak jelas, setop
share di grup," kata dia
(rzr/arh)