Denpasar, CNN Indonesia -- Pemerintah Kabupaten Gianyar menyiapkan satu hotel khusus untuk
tenaga medis yang bertugas menangani pasien kasus
Virus Corona. Sementara, Pemerintah Kota Jayapura mewacanakan penggunaan wisma atlet sebagai rumah sakit darurat Covd-19.
Bupati Gianyar, Made Mahayastra mengatakan pihaknya sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Hotel Gianyar terkait penyediaan tempat tinggal bagi para tenaga medis ini.
Diketahui, hotel ini berjarak sekitar 150 meter dari RSUD Sanjiwani Gianyar, yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Made menyebut hotel ini menyediakan 30 kamar bagi para tenaga medis, khususnya yang berasal dari luar Gianyar. Biayanya sendiri ditanggung sepenuhnya oleh Pemkab Gianyar.
"Kami telah tandatangani MoU dengan Hotel Gianyar. Jadi sekarang tenaga medis yang tinggal di luar Gianyar bisa tinggal di hotel secara gratis. Biaya inap kami yang tanggung," ujar dia, Senin (30/3).
Made mengaku tak ingin penanganan pasien terkait corona terlambat hanya karena tenaga medis yang ditugaskan tinggal jauh dari rumah sakit.
Terlebih, ia mengaku pernah mendengar kejadian tenaga medis yang ditolak pemilik kos karena takut dengan Virus Corona. Namun, kata dia, tak ada kasus penolakan terhadap tenaga medis di wilayahnya.
[Gambas:Video CNN]Terpisah, Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano (BTM) mewacanakan penggunaan wisma atlet di Mandala sebagai lokasi penanganan pasien ataupun menjadi tempat istirahat tenaga medis.
"Wisma atlet Mandala juga bisa dijadikan tempat penanganan Covid-19, khususnya bagi mereka yang menjalani isolasi," kata dia, dikutip dari Antara, Senin (30/3).
Ia juga menyetujui penggunaan Rumah Sakit Muara Tami sebagai rumah sakit khusus bagi penanganan kasus Virus Corona.
"Sebetulnya kami sudah menyarankan rumah sakit tersebut untuk digunakan saat rapat pertama yang juga dipimpin Gubernur Papua namun hal itu tidak ditanggapi," tuturnya.
Sebelumnya, sejumlah tenaga medis di Jakarta Timur mendapat perlakuan diskriminatif dari warga yang takut tertular Virus Corona.
(put/antara/arh)