Jokowi Apresiasi Tenaga Medis Perang Lawan Corona

CNN Indonesia
Kamis, 09 Apr 2020 16:38 WIB
Presiden Joko Widodo memberi apresiasi tinggi kepada dokter hingga perawat yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi virus corona.
Presiden Joko Widodo. (Muchlis-Biro Pers Sekretariat Presiden).
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo memberi apresiasi tinggi kepada seluruh tenaga medis yang terus berperang melawan virus corona (Covid-19) di rumah sakit. Mereka menjadi garda terdepan dalam menangani virus corona hingga hari ini.

"Saya mau beri apresiasi tinggi kepada seluruh jajaran yang bergerak di depan, dalam hal ini dokter, perawat, tenaga medis kita yang berperang melawan Covid-19," ujarnya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/4).

Sebelumnya pemerintah menyatakan akan memberikan insentif kepada tenaga medis yang bergerak di garis depan untuk menangani pasien Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi mengatakan pemberian insentif tersebut telah diputuskan melalui rapat terbatas kabinet dan telah dihitung oleh Menkeu. Namun ia tak menjelaskan lebih lanjut perihal mekanisme pemberian insentif tersebut.


Dalam rinciannya, pemerintah akan memberikan insentif kepada dokter spesialis, dokter umum dan gigi, bidan serta perawat. Masing-masing mendapatkan jumlah yang berbeda.

"Dokter spesialis diberikan Rp15 juta, dokter umum dan gigi Rp10 juta, bidan dan perawat Rp7,5 juta, tenaga medis lain Rp5 juta," kata Jokowi, Senin (23/3).

Selain insentif, Jokowi juga mengatakan pemerintah akan memberikan santunan kepada tenaga medis yang meninggal dunia senilai Rp300 juta.

"Santunan kematian juga diberikan Rp300 juta," ujarnya.


Diketahui, jumlah pasien yang dinyatakan positif virus corona (Covid-19) di Indonesia per 9 April 2020 secara kumulatif mencapai 3.293 orang. Dari jumlah itu, 280 orang meninggal dunia dan 252 pasien dinyatakan sembuh.

Juru Bicara pemerintah khusus penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan terjadi penambahan 337 kasus positif dibandingkan hari sebelumnya.

"Sehingga jumlahnya menjadi 3.293 kasus", kata Yuri saat konferensi pers yang disiarkan langsung dari Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (9/4). (mel/osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER